URguide

Berawal Iseng, Pria Asal Bandung Kini Ekspor Kelinci ke Beberapa Negara

Shelly Lisdya, Senin, 7 Februari 2022 17.14 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Berawal Iseng, Pria Asal Bandung Kini Ekspor Kelinci ke Beberapa Negara
Image: Asep Rabbit, peternak kelinci asal Bandung. (YouTube CapCapung)

Jakarta - Dalam berbisnis, seseorang terlebih dahulu harus menguasai produk yang akan dijual agar usaha tersebut dapat berkembang. Namun, apa jadinya jika pebisnis belajar otodidak?

Inilah yang dilakukan oleh Asep atau yang lebih akrab disapa Asep Rabbit. Pria asal Bandung, Jawa Barat, ini memulai bisnis peternakan kelinci bermula dari keisengannya.

Asep awalnya merupakan seorang fotografer, ia kemudian menggeluti peternakan kelinci pada tahun 1990. Kelinci pertama yang ia beli adalah kelinci lokal untuk anaknya. Karena mendapati hewan mamalia tersebut akan mendatangkan keuntungan, Asep pun memulai bisnisnya.

"Awalnya anak saya nangis minta kelinci, saya beli Rp 20 ribu dapat lima ekor. Nah, akhirnya saya putar lagi untuk diternak," katanya dikutip dari YouTube CapCapung, Senin (7/2/2022).

"Awalnya saya itu tukang foto, kalau disebut ya fotografer. Tahun 1992 saya berhenti dan fokus menekuni bisnis ini," lanjutnya.

Asep mempelajari ilmu peternakan kelinci secara otodidak. Bahkan hingga kini, ia sudah memiliki hampir sekitar tiga ribu ekor kelinci. 

Sebelum pandemi, Asep mengaku, untuk mendongkrak pemasaran, kata Asep pihaknya membuka stand-stand pemasaran kelinci di beberapa taman atau di mal.

"Saya masuk mal atau taman, dulu nggak ada. Saya yang pertama, jadi di mall ada kelinci dan di situ anak-anak bisa bermain. Sama halnya seperti taman-taman," katanya.

"Kalau ada peternak yang nggak bisa memasarkan, akan kami bantu bukan membeli, tapi memasarkan. Kita gotong royong," imbuhnya.

Menurut Asep, industri untuk kelinci pedaging sangat menjanjikan baik dalam negeri maupun di luar negeri. Hanya saja, kata dia, belum ada standar daging untuk komoditas tersebut di Indonesia.

"Permintaan daging kelinci di Lembag saja bisa mencapai lima ton. Tapi sementara kami fokus hias dulu, kalau daging masih belum banyak. Ada sekitar 16 ras yang saya ternak," lanjutnya.

Selain menjajakan kelinci dalam negeri, Asep pun memasarkan produknya ke negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapore dan Thailand. 

Terkait dengan harga kelinci yang Asep pasarkan, mulai Rp 25 ribu untuk kelinci lokal hingga ada kelinci yang harganya mencapai jutaan. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait