Kisah Horor Malam Tahun Baru: 'Iseng' di Kebun Bambu Berujung Kecelakaan
Jakarta - Cerita horor. kali ini datang dari thread akun Twitter @bahasarwah.
Seorang anonim yang enggan menyebutkan namanya itu membagikan pengalaman mistisnya saat malam tahun baru.
"Ini cerita beberapa tahun lalu saat malam tahun baru. Saat itu (aku) masih duduk di bangku SMA," buka thread tersebut.
Si Anonim tersebut bercerita, kala itu ia dan Aceng menginap di rumah Satrio karena orang tuanya sedang keluar kota.
Malam itu, si Anonim berangkat dari rumahnya pukul 19.30 WIB untuk menghampiri Aceng, sehingga mereka bisa berangkat bersama-sama menuju rumah Satrio. Keduanya pun tiba di rumah Satrio pukul 20.00 WIB.
"Kami pun tiba di rumah Satrio pukul 20.00 WIB, memang jarak rumahku dan Satrio terbilang cukup jauh, apalagi aku mengendarai motor dengan kecepatan pelan," kata si Anonim.
Sesampainya di rumah Satrio, ketiga teman itu berencana pergi ke alun-alun kota untuk melihat kembang pagi, namun saat ingin bersiap pergi tiba-tiba hujan turun dengan cukup deras.Mereka pun memutuskan bermain PlayStation sambil menunggu hujan reda.
"Tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 (WIB), hujan diluar juga sudah berhenti, kami yang awalnya ingin pergi mulai mengurungkan niat karena sedang malas," cerita si Anonim.
Saat mereka sedang bersantai, tiba-tiba Satrio mulai bercerita tentang kebun bambu dekat jalan menuju rumahnya.
Satrio mengatakan kalau ada beberapa warga yang melihat sosok makhluk halus di kebun bambu tersebut. Namun, Satrio tak menjelaskan bagaimana wujud makhluk halus tersebut.
Penasaran dengan kebenaran cerita tersebut, mereka pun 'iseng' mencoba melewati kebun bambu itu. Mereka berjalan kaki menuju lokasi yang kurang lebih 500 meter dari rumah Satrio.
Setelah sampai di depan kebun bambu tersebut, si Anonim merasakan hawa tidak enak menyelimutinya, ia lantas mengajak Satrio dan Aceng kembali kerumah. Aceng pun mengatakan bahwa ia merasakan hal yang sama saat itu.
Setiba di rumah Satrio, si Anonim dan Aceng memutuskan menceritakan apa yang mereka rasakan saat berada di kebun bambu. Saat sedang bercerita, tiba-tiba asbak kaca besar terjatuh dari atas meja dan pecah, padahal tidak ada yang menyenggol asbak tersebut.
Mereka pun ketakutan dan kala itu waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB. Dengan perasaan takut, mereka memutuskan untuk langsung tidur.
"Setelah berbaring kami tidak langsung tidur, tapi kami malah mengobrol dan bercanda, hingga satu per satu dari kami tertidur," kata Anonim.
Sayangnya, hingga pukul 2.00 WIB, si Anonim masih belum bisa tidur. Anonim yang masih sadar tiba-tiba mendengar suara ketukan tiga kali dari samping kamar Satrio, dan ia langsung teringat bahwa Satrio pernah bercerita kalau samping kamarnya adalah bekas ruang praktik bidan ibunya. Ketukan dan cerita Satrio membuat Anonim diam seribu bahasa.
'Tek-Tek-Tek' Anonim bercerita bahwa suara tersebut terdengar sangat dekat, tapi tidak berselang lama suara tersebut hilang. Anonim yang ketakutan pun mulai bisa tenang dan bisa berpikir suara apa tadi.
"Namun ketenanganku sirna kala aku mendengar suara yang sama. 'Tek-Tek-Tek'," cerita Anonim.
Suara ketukan itu seperti besi tipis yang diketuk, namun kali ini suara itu sedikit jauh, membuat Anonim mulai ketakutan.
Suara tersebut kemudian hilang lagi, namun selang 15 menit si Anonim tenang tiba-tiba suara yang sama muncul tapi semakin jauh.
"Terbesit sebuah perkataan orang-orang kepadaku yang kuanggap mitos. Jika suara-nya dekat maka sosoknya jauh, namun jika suaranya jauh maka sosoknya dekat," cerita Anonim.
Anonim yang ketakutan pun langsung menutup wajah dengan selimut sambil memejamkan mata sampai terlelap dengan sendirinya karena dipenuhi rasa takut.
Saat pagi tiba, Anonim memutuskan untuk pulang lebih dahulu karena Aceng dan Satrio akan latihan mobil.
Lalu, pada jam 12.00 WIB, Aceng memberikan kabar bahwa Satrio kecelakaan saat latihan mobil bersamanya. Satrio dilarikan ke Rumah Sakit. Keadaannya baik-baik saja, hanya mobilnya yang rusak.
Mendengar hal tersebut, Anonim berpikir apakah kecelakaan tersebut ada hubungannya dengan keisengan mereka saat ke kebun bambu malam sebelumnya. Sempat terbesir di pikirannya kecelakaan tersebut karena ulah mereka yang mengusik makhluk di kebun bambu.
Meski belum tentu kalau kedua hal itu ada hubungannya, si Anonim bersama Aceng dan Satrio, yang sudah membaik, memutuskan meminta maaf atas 'keisengan' mereka pada malam tahun baru tersebut.
"Kami sadar kalau keisengan kami mungkin mengganggu dan mengusik mereka. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Satrio sudah membaik, kami pun meminta maaf atas 'keisengan' kami di kebun bambu tersebut dan entah kebetulan atau bagaimana, memang setelah itu kami sudah tidak diganggu lagi," tutup Anonim.