URguide

Rokok Tembakau Vs Kantong Nikotin, Lebih Bahaya Mana?

Eronika Dwi, Senin, 21 September 2020 20.22 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rokok Tembakau Vs Kantong Nikotin, Lebih Bahaya Mana?
Image: Ilustrasi kantong nikotin. (Pikist.com)

Jakarta - Selain vape, beberapa orang memilih kantong nikotin sebagai alternatif pengganti rokok. Alternatif ini telah lama digunakan oleh masyarakat Swedia.

Kantong nikotin digunakan masyarakat Swedia untuk menurunkan keinginan mereka dalam merokok.

Berbeda dengan rokok, kantong nikotin ini biasanya dipakai di antara bibir dengan gusi lalu diserap. Bukan dibakar lalu dihirup asapnya.

Menurut dr. Muhammad Syah Abdaly, kantong nikotin memang lebih rendah bahayanya dibanding dengan rokok.

Hal itu karena rokok memiliki banyak sekali bahan-bahan kimia dan puluhan zat karsinogenik, zat yang bisa menyebabkan kanker.

Sementara di kantong nikotin, hanya terdapat nikotin saja yang ditambah dengan perasa dan pemanis.

"Ya, secara keseluruhan memang kadar zat karsinogeniknya lebih rendah dibandingkan rokok," ujar Syah Abdaly saat dihubungi Urbanasia, Senin (21/9/2020).

Jadi kesimpulannya, kantong nikotin ini digunakan sebagai alternatif pengganti rokok untuk mencegah berkurangnya masalah yang timbul akibat mengonsumsi rokok.

Jika berkurang berarti masih berbahaya? Seberapa bahayanya? Berikut penjelasannya!

Menurut Syah Abdaly, selama produk yang dikonsumsi mengandung bahan kimia apalagi tembakau, dalam hal ini nikotin, bahaya risiko akan selalu ada.  

Lebih lanjut, Syah Abdaly mengatakan, efek samping dari kantong nikotin sendiri masih kontroversial. Ada studi yang mengatakan tidak ada korelasi.

Namun, ada juga yang mengatakan efek kantong nikotin bisa sebabkan peningkatan keganasan atau kanker di saluran pencernaan.

"Ada studi yang menyebutkan bahwa ada peningkatan kejadian keganasan atau kanker di saluran cerna, baik dari rongga mulut, kanker kerongkongan, terutama kanker pankreas, dan kanker lambung. Namun, ada juga yang mengatakan tidak ada korelasi," jelas Syah Abdaly. 

Selain itu, Syah Abdaly menyebut, ada salah satu studi yang mengatakan bahwa penggunaan kantong nikotin bisa meningkatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti jantung, stroke, dan diabetes.

"Ada juga yang mengatakan ini meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular (kondisi jantung yang mencakup pembuluh yang sakit, masalah struktur, dan pembekuan darah)," jelasnya.

Meski efek sampingnya masih kontroversial, manfaat kantong nikotin untuk kesehatan pun hingga saat ini masih belum ada.

"Manfaatnya sampai saat ini untuk kesehatan belum ada, risiko masih mungkin ada. Jadi, tidak ada manfaat, apabila tidak ada manfaat dan justru lebih banyak menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan, maka kita jangan melanjutkan untuk mengkonsumsi ini," ucap Syah Abdaly. 

Selain itu, nikotin juga merupakan zat yang sangat adiktif. Nikotin dapat merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman dalam hal ini dopamine.

"Sehingga kalau tidak menggunakan nikotin akan mengalami putus nikotin, seperti rasa tidak nyaman, mudah marah, atau sulit konsentrasi sehingga menyebabkan pengguna ingin  menggunakan terus menerus," jelas Syah Abdaly. 

Jadi dalam kata lain, kantong nikotin juga sama seperti rokok mampu membuat penggunanya kecanduan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait