URnews

Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah di Antartika, Mengapung di Laut Weddell

Nivita Saldyni, Kamis, 20 Mei 2021 10.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah di Antartika, Mengapung di Laut Weddell
Image: Gunung Es A-76 (Dok ESA)

Jakarta - Bongkahan es raksasa telah pecah di Antartika. Berdasarkan pantauan satelit Badan Antariksa Eropa (ESA), bongkahan es sepanjang 105 mil (170 kilometer) dan lebar 15 mil (25 kilometer) itu terlepas dari sisi barat Rak Es Ronne Antartika ke Laut Weddell.

Menurut laporan The Guardian, bongkahan es tersebut kini telah menjadi gunung es dan mengapung di Laut Weddell. Dilansir dari situs resmi ESA, para ilmuwan menjuluki gunung es tersebut A-76. Ia memiliki ukuran sekitar 4.320 km persegi dan kini menjadi gunung es terbesar yang mengapung di dunia.

Jika dilihat dari gambar satelit yang diambil oleh misi Copernicus Sentinel-1, dengan ukurannya itu, A-76 punya ukuran yang sedikit lebih besar daripada Pulau Majorca di Spanyol yang memiliki luas 3.640 km persegi.

A-76 sendiri berhasil dideteksi oleh Survei Antartika Inggris dan dikonfirmasi dari Pusat Es Nasional AS yang berbasis di Maryland dengan menggunakan citra Copernicus Sentinel-1. Citra Copernicus Sentinel-1 sendiri menggunakan dua satelit yang mengorbit kutub bumi.

Menurut laporan Live Science, gunung es ini tak akan berdampak langsung pada permukaan laut karena lapisan es tempat terbentuknya gunung es ini sudah mengapung di atas air. Namun rak es membantu memperlambat aliran gletser dan aliran es ke laut. Hal ini, menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC), secara tidak langsung akan berpengaruh pada hilangnya sebagian lapisan es dan berkontribusi pada naiknya air laut. 

Sementara itu hancurnya beberapa lapisan es di sepanjang semenanjung Antartika terjadi cukup cepat dalam beberapa tahun terakhir. Para ilmuwan pun meyakini hal ini bisa jadi berkaitan dengan perubahan iklim. Namun mereka tak berpikir kalau perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menyebabkan pelepasan A-76 atau pendahulunya, A-74.

"A76 dan A74 hanyalah bagian dari siklus alami di rak es yang tidak menghasilkan sesuatu yang besar selama beberapa dekade," kata Laura Gerrish, seorang peneliti di British Antarctic Survey, dikutip dari Live Science.

"Penting untuk memantau frekuensi semua pembentukan gunung es, tetapi ini semua ditelah diperkirakan," imbuhnya.

Satelit bakal terus melacak gunung es baru, seperti yang mereka lakukan untuk A-68A, gunung es terbesar di dunia sebelum A-76. A-68A sendiri diketahui terlepas pada 2020 dan nyaris bertabrakan dengan Pulau Georgia Selatan setelah sebelumnya pecah dari lapisan es Antartika pada 2017. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait