URtrending

Hadapi COVID-19, Ganjar Pranowo Ajak Masyarakat Hidupkan Gotong Royong

Nunung Nasikhah, Jumat, 3 April 2020 10.07 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hadapi COVID-19, Ganjar Pranowo Ajak Masyarakat Hidupkan Gotong Royong
Image: https://jatengprov.go.id/

Semarang – Di tengah pandemi coronavirus disease (COVID-19), Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk kembali menghidupkan budaya khas Indonesia yakni gotong.

Melalui sebuah video berdurasi 5 menit 46 detik yang diposting melalui akun media sosial instagram (2/4/2020), Ganjar mengajak masyarakat untuk bahu membahu dalam menghadapi wabah COVID-19.

“Saling berbagi makanan, membantu jika ada yang kesusahan, kerja bakti, dan ronda malam adalah kebiasaan bangsa ini sejak jaman nenek moyang. Semuanya itu kita sebut dengan satu kata: Gotong Royong,” tulis Ganjar dalam captionnya.

“Menghadapi Corona ini, saya mengajak seluruh warga untuk memastikan tidak ada satupun tetangganya yang kelaparan. Saatnya kita buktikan, bangsa ini bisa melawan dengan kebersamaan,” sambungnya.

Dalam menghadapi masa sulit seperti saat ini, Ganjar mengingatkan sekaligus menggerakkan lagi soal kebiasaan saling memberi dan berbagi makanan antar tetangga. Menurutnya, hal tersebut merupakan modal kekuatan sosial yang bisa menjadi senjata ampuh untuk survive dari situasi sulit seperti saat ini.

“Kekuatan gotong royong ini tidak hanya ada di desa. Di kampung-kampung dan di gang- gang perkotaan pun saya yakin ada. Kuncinya pada kekompakan warga yang dipimpin langsung oleh kepala desa atau lurah, dibantu perangkat, didukung ketua RW dan RT,” tegasnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk menyatukan kekuatan. Mencatat data setiap warga yang membutuhkan uluran tangan dan membantunya.

“Jadikan balai desa sebagai lumbung pangan. Kalau perlu lumbung pangan dibuat di setiap RW, bagi makanan setiap hari,” tandasnya.

Di sisi lain, ia juga meminta pimpinan wilayah untuk selalu menjaga setiap perbatasan desa, kampung, dan gang selama 24 jam dengan sistem bergilir.

“Data siapa saja yang masuk dan keluar. Jika ada pendatang, pastikan sudah periksa ke puskesmas, kemudian wajib isolasi mandiri 14 hari. Kalau ada yang ngeyel masih keluar-keluar harus tegas diperingatkan, kalau perlu sediakan rumah karantina darurat memanfaatkan kantor desa. Jika ada warga mau keluar untuk bekerja dan hal penting lainnya, pastikan sudah memakai masker, dan paham cara-cara agar tidak tertular,” terangnya.

Tak hanya itu, Ganjar juga menitipkan pesan kepada masyarakat yang memiliki kerabat di tanah perantauan seperti di Jakarta, Surabaya, atau kota lainnya, agar tidak usah pulang kampung dulu dan tetap di posisi masing-masing hingga virus ini mereda.

“Saya akan berkoordinasi dengan Gubernur setempat. Gotong royong ini kita terapkan juga di tingkat Nasional. Kita saling bantu antar provinsi,” katanya.

Ia mengatakan jika ada warga Jakarta, Jabar, Jatim yang berada di Jawa Tengah akan dirawat bersama. Begitu juga sebaliknya.

“Jika memberatkan, kami Pemprov Jateng akan ikut urunan agar dulur-dulur kita di perantauan tidak terlantar. Karena kita senasib sepenanggungan, dan bersama-sama kita akan memenangkan pertempuran,” ucapnya.

Ganjar juga mengakui bahwa dirinya memahami kekhawatiran masyarakat saat harus kehilangan pekerjaan karena di-PHK atau karena dagangannya sepi dan tak ada pembeli.

“Saya bahkan mendengar ada yang cemas keluarganya bakal mati kelaparan lantaran tak mampu membeli makanan,” ujarnya.

Namun ia meminta agar masyarakat tidak khawatir sebab pemerintah hadir untuk bersama-sama menghadapi situasi ini, salah satunya dengan kebijakan paket bantuan dengan anggaran Rp 405 triliun rupiah.

“Pemprov Jateng juga sudah menyiapkan sedikitnya Rp 1.4 triliun rupiah. Dana itu, antara lain akan digunakan untuk jaring pengaman sosial,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait