URstyle

Harapan Hidup Pasien Jantung Bawaan 3 Kali Lebih Besar, Ini Alasannya!

Anisa Kurniasih, Selasa, 1 Juni 2021 10.17 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Harapan Hidup Pasien Jantung Bawaan 3 Kali Lebih Besar, Ini Alasannya!
Image: Ilustrasi tindakan untuk pasien jantung bawaan (Heartology)

Jakarta - Dokter spesialis penyakit jantung bawaan Heartology Cardiovascular Center, dr Radityo Prakoso mengatakan, pasien penyakit jantung bawaan (PJB) mempunyai harapan hidup tiga kali lebih besar. Ia mengatakan hal itu bisa terjadi apabila ditangani oleh dokter spesialis jantung dan bedah jantung bawaan secara benar.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) atau Congenital Heart Disease (CHD) sendiri adalah penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung  yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan. 

Dilaporkan angka  kejadian PJB, sekitar 8 bayi dari 1000 kelahiran  hidup dengan 30 persen, di antaranya memperlihatkan  gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan.

Menurut Radityo, sebagian besar pasien PJB,  terabaikan atau tidak ditangani dengan benar. Padahal, Pasien PJB setidaknya perlu satu kali konsultasi dengan dokter jantung subspesialis Penyakit Jantung Bawaan. 

Setidaknya, kata Radit, ada beberapa sebab pasien PJB terabaikan, di antaranya adalah pasien merasa telah sembuh karena telah ditangani waktu masih anak-anak sehingga tidak konsultasi secara rutin pada masa remaja dan dewasa.

“Pasien merasa telah sembuh karena telah ditangani waktu masih anak-anak sehingga tidak konsultasi secara rutin pada masa remaja dan dewasa. Kesibukan bekerja, konsultasi dengan dokter yang kurang tepat ataupun sikap abai pasien terhadap keluhan yang dirasakan. Penurunan fungsi jantung ini terjadi secara bertahap, sehingga  dengan berkonsultasi secara teratur, kerusakan ini dapat dideteksi secara dini,” jelas Radit.

Seiring dengan kemajuan medis, saat ini beberapa jenis PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. Intervensi kateter Zero Fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa pembedahan. 

Diketahui radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi. Prosedur ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi. 

Di Indonesia, metode ini dipelopori oleh dr Radityo Prakoso dan sekarang prosedur ini telah dapat dilakukan di Heartology. Keuntungan Zero Fluoroscopy antara lain hari perawatan yang singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif. 

Heartology sendiri adalah cardiovascular center yang berfokus pada diagnostik, intervensi, bedah jantung dan pembuluh darah, serta aritmia. Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan khusus, Heartology diperkuat oleh tim dokter spesialis dengan subspesialisasi, yang ahli dan berpengalaman dibidang kardiovaskular serta ditunjang oleh fasilitas yang modern.

Perpaduan tim dokter dan teknologi ini akan memberikan hasil klinis lebih baik, opsi penanganan jantung sesuai kebutuhan pasien, efektiftivitas biaya dan pemulihan lebih cepat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait