URstyle

Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Jadi Rp 750 Ribu, Ini Penjelasan Pengelola

Nivita Saldyni, Minggu, 5 Juni 2022 16.15 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Jadi Rp 750 Ribu, Ini Penjelasan Pengelola
Image: Ilustrasi pengunjung Candi Borobudur di masa pandemi COVID-19. (Dok. Kementerian BUMN)

Jakarta - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) angkat bicara mengenai rencana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur yang disebut akan menjadi Rp 750 ribu untuk wisatawan domestik. 

Menurut Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono, harga tersebut rencananya bakal diterapkan untuk wisatawan yang menaiki bangunan candi, bukan masuk kawasan candi. 

"Itu kan tiket untuk naik ke candi. Tiket regulernya masih tetap sama untuk wisnus (wisatawan nusantara) Rp 50 ribu, untuk wisman (wisatawan mancanegara) US$ 25. Hanya tiket ini berlaku cuma sampai pelataran candi saja," kata Edy kepada Kantor Berita Antara, seperti dikutip Urbanasia pada Minggu (5/6/2022). 

Keputusan penetapan tiket naik ke Candi Borobudur ini, sambung Edy, ditetapkan melalui rapat koordinasi dengan pemerintah pusat. Berdasarkan hasil rapat itu disepakati bahwa bagi yang ingin naik ke bangunan candi harus membayar tiket sebesar Rp 750 ribu untuk wisnus dan US$ 100 untuk wisman. 

Sebagai informasi, sebelum pandemi COVID-19 jumlah pengunjung yang naik ke bangunan Candi Borobudur bisa tembus 10 ribu orang setiap harinya. Namun selama pandemi COVID-19, akses naik ke Candi Borobudur ditutup dan wisatawan hanya boleh berkunjung sampai ke pelataran candi.

Oleh karena itu pengelola Candi Borobudur dan pemerintah sepakat untuk menerapkan sistem kuota bagi yang diperbolehkan naik ke bangunan candi. Adapun kuota yang ditetapkan pemerintah yaitu hanya 1.200 orang per hari. 

Edy menjelaskan sistem ini diterapkan sebagai upaya untuk melindungi bangunan Candi Borobudur. Apalagi bangunan Candi Borobudur mulai mengalami penurunan dan pengikisan yang diduga disebabkan oleh adanya beban berlebih akibat kunjungan wisatawan.

Selain itu, Edy menambahkan, alasan lain penetapan harga naik ke candi atas dasar pertimbangan kuota 1.200 orang per hari ini juga agar pengunjung yang naik hanyalah mereka yang bersungguh-sungguh dan berkepentingan.

"Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya," ungkap Edy.

"Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sungguh, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto, rugi kan bayar Rp 750 ribu. Di bawah saja karena ada aspek konservasi tadi," jelasnya lebih lanjut.

Nah dengan Rp 750 ribu itu nantinya pengunjung bakal didampingi pemandu wisata yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola saat menaiki candi. Para pemandu wisata ini yang akan menjelaskan tentang sejarah hingga relief di tiap dinding candi yang dibangun sejak tahun 770 masehi itu, Guys. 

Namun Edy membantah bahwa penetapan harga ini karena kepentingan komersial. Sebab PT TWC selaku pengelola bakal menyediakan akses khusus sebesar 20-25 persen dari total kuota per hari untuk para pelajar. Harganya pun jauh berbeda, cukup Rp 5.000 per orang bagi pelajar yang ingin naik ke bangunan candi.

"Inilah jawaban kenapa kok mahal, seolah-olah jadi komersial. Tidak, bukan komersial, alasannya beda-beda. Oleh karenanya untuk pelajar hanya Rp 5 ribu," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait