URnews

Hasil Riset ITB Sebut Jatim Berpotensi Gempa dan Tsunami, Ini Langkah Khofifah

Nivita Saldyni, Rabu, 30 September 2020 10.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hasil Riset ITB Sebut Jatim Berpotensi Gempa dan Tsunami, Ini Langkah Khofifah
Image: Ilustrasi (Posko Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kecamatan Ponggok Blitar, Jatim). (Foto: Kominfo Jatim)

Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai bersiap diri, menanggapi hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) soal potensi gempa besar yang berakibat tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. 

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bahkan telah menggelar Rapat Koordinasi Kesiap siagaan Menghadapi Tsunami di Wilayah Jawa Timur bersama jajarannya, Selasa (29/9/2020) lalu. 

Dalam rapat tersebut, Khofifah mengaku telah menyiapkan kampung siaga bencana dan desa tangguh di sejumlah daerah di Jatim yang rawan bencana. Desa-desa ini bahkan sudah ada sejak tahun lalu. 

"Di desa siaga bencana dilatih beberapa orang agar tahu cara mengantisipasi jika terjadi bencana," kata Khofifah dalam rapat yang digelar virtual itu.

Oleh karena itu menurutnya setiap daerah bisa mulai mempersiapkan diri dan menjadikan hasil tim riset ITB tersebut sebagai masukan dalam pengambilan langkah. Dengan demikian harapannya tak timbul ketakutan pada masyarakat. 

"Informasi harus disampaikan dengan bijak ke masyarakat, sehingga tidak terkesan menakut-nakuti," harapnya.

Sementara itu perwakilan dari Departemen Teknik Geofisika ITS, Amin Widodo mengatakan penting untuk segera memberdayakan setiap individu, keluarga, dan kominitas di daerah rawan bencana. Sehingga mereka bisa lebih siap untuk mengantisipasi adanya bencana di masa mendatang.

"70 persen yang bisa menyelamatkan diri dari bencana adalah ketangguhan individu jadi tugas kita adalah meningkatkan kemampuan setiap warga di daerah rawan bencana," katanya.

Tak kalah pentingnya adalah mengedukasi masyarakat setempat dengan teknologi yang terpasang di sana. Apalagi menurut perwakilan BMKG Pasuruan, Suwarto, ada beberapa alat dan teknologi untuk mendeteksi gempa dan tsunami yang sudah dipasang di banyak wilayah desa siaga bencana.
 
Ia merinci setidaknya terdapat 40 accelorograph, 11 DVB, 1 WRS, 18 WRS NewGen, 15 intensity meter, 1 Magdas, 4 sirine, 24 seismograph, 5 seismograph SP, dan 3 tide gauge di sejumlah desa siaga bencana di Jatim.
 
"Dengan terpasangnya alat dan teknologi pendeteksi ini, diharapkan masyarakat di daerah rawan bencana bisa mendapatkan informasi lebih awal sebelum bencana datang," harapnya.
 
Nah untuk Urbanreaders yang berada di daerah pesisir, Abdul Muhari narasumber dari BNPB berpesan agar kamu lebih peka dengan tanda-tanda alam sebelum terjadi bencana.

"Ada banyak tanda yang bisa dijadikan acuan sebelum tsunami terjadi, salah satunya jika ada gempa terjadi lebih dari 20 detik, masyarakat harus segera evakuasi. Jangan tunggu info dari BMKG," pungkasnya.

Untuk itu Urbanreaders tak perlu takut. Sebaliknya, dengan waktu yang ada ini lebih baik kita mempersiapkan diri sehingga tak panik saat bencana datang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait