URtainment

Heboh Darius Sinathrya Kehilangan Donna Agnesia, Normalisasi Hoax?

Shelly Lisdya, Selasa, 18 Januari 2022 18.34 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Heboh Darius Sinathrya Kehilangan Donna Agnesia, Normalisasi Hoax?
Image: Momen Romantis Darius Sinathrya dan Donna Agnesia. (Instagram @darius_sinathrya)

Jakarta - Akhir-akhir ini, banyak banget selebriti atau artis yang terlibat campaign yang endingnya justru bikin kecewa. Urbanreaders tentu masih ingat, beberapa waktu lalu Luna Maya posting di Instagram dan mengaku menjadi Ibu RT.

Netizen pun heboh. Luna Maya sempat banjir pujian karena di tengah kesibukannya sebagai artis, Luna Maya masih bisa melayani masyarakat sekitar dengan menjadi Ibu RT.

Namun sayangnya, postingan itu ternyata cuma iklan belaka. Rupaya, Luna hanya sedang bekerja sama dengan suatu brand untuk promosi suatu produk.

Sebelumnya ada juga Anya Geraldine yang membuka lowongan partner olahraga. Lowongan itu diumumkan di Instagram miliknya.

Langsung saja postingan Anya tersebut banjir komentar. Banyak netizen terutama kaum pria yang tertarik melamar. Namun lagi-lagi, itu semua hanya campaign.

Yang masih hangat adalah campaign yang dilakukan pasangan Darius Sinathrya dan Donna Agnesia. Beberapa waktu lalu, Darius memposting pengumuman soal kehilangan Donna Agnesia.

Bahkan ada juga baliho besar yang berisi tentang ‘pencarian Donna ’. Darius memposting soal kehilangan itu beberapa kali.

“Bertahun-tahun selalu bareng, ke mana pun bareng. Kenapa harus gini sayang? Kamu ada di mana? Maafin aku ya…I miss you, miss your hugs and kisses. Bantu cari dong guys, Donna ada di mana,” tulis Darius diikuti emoji menangis.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Darius Sinathrya K (@darius_sinathrya)

Netizen pun langsung heboh dan bertanya-tanya soal kebenaran postingan Darius. Sejumlah netizen sebenarnya sudah curiga bahwa postingan itu sekadar gimmick.

“Ini kalau sampe iklan , ku unfollow nih beneran,” tulis salah satu netizen.

“Ga lucuuuu ah.... Klo cmn prank,” timpal yang lain.

“Emng kmna mbak donna nya,,? Ini serius apa prank ya,” tanya seorang netizen.

“Marketing gw unfoll lu bang,” komentar netizen lainnya.

“Kalo bener ini marketing, please you two can do better than this,” timpal netizen lainnya.

Dan ternyata semua itu memang cuma prank belaka. Darius dan Donna hanya sedang bekerja sama dengan salah satu brand. Konfirmasi itu mereka akui sendiri melalui sebuah video yang isinya iklan brand tersebut.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Darius Sinathrya K (@darius_sinathrya)

Video itu diposting oleh Darius pada Senin, 17 Januari 2022 malam. Namun entah kenapa, kolom komentar di postingan video itu dimatikan. Padahal di postingan lainnya, kolom komentarnya terbuka, siapa saja boleh komentar.

Mungkinkah banyak netizen yang kecewa dan membanjiri postingan video itu? Hingga akhirnya membuat Darius mematikan kolom komentar?

Namun beberapa campaign semacam ini memang sudah sangat gampang ditemui di Indonesia. Apa kata Pakar Komunikasi Digital Firman Kurniawan soal fenomena ini?

Firman membenarkan bahwa dalam membuat konten iklan memang harus menarik. Namun dia juga menggarisbawahi bahwa, setiap konten iklan harus disampaikan dengan benar, tidak ada yang ditambahi maupun dikurangi.

"Dalam memasarkan produk, mencoba menemukan kreativitas baru agar produksi secara digital harus menarik. Sampai di situ sah, tapi diingat perlu adanya problem etika," katanya kepada Urbanasia, Selasa (18/1/2022).

"Etika itu yang penting, ini menciderai simpati publik. Iklan produk itu nggak boleh bohong. Daya tarik yang dibuat tidak boleh membohongi publik, kasus seperti ini bukan kali pertamanya. Dulu juga ada 'kasus anak hilang' tapi ternyata untuk iklan, ini sangat menciderai publik," lanjutnya.

Dosen Komunikasi di Universitas Indonesia ini juga menyebut bahwa di zaman digital seperti ini, dunia usaha semakin terlibat dalam normalisasi informasi hoax saat memasarkan produknya. 

"Penyebaran hoax dianggap biasa, sekedar diatasi lewat klarfikasi dan permintaan maaf. Sedangkan beratnya konsekuensi atas kebohongan dijawab lewat simbol yang mengabaikan polisemi makna," bebernya.

"Terasa jadi hal pelik untuk temukan jalan keluar atas persoalan ini. Namun permintaan maaf pada khalayak, wajib ditempuh dunia usaha. Ini bisa jadi pelipur lara atas kepercayaan khalayak yang dicederai," lanjutnya.

Untuk itu, Firman mengatakan, figur publik yang menjadi sorotan masyarakat harus memberikan informasi yang jelas, tak terkecuali saat memasarkan produk.

"Sudah banyak kata kunci iklan yang naratif, seharusnya perusahaan atau figur publik harus melihat seperti itu. Tidak boleh menciderai publik," katanya.

Berbeda dengan Firman, Akademisi Ilmu Komunikasi dan Pemasaran, Febiana Crhistanti menyebut, jika strategi yang dilakukan pihak perusahaan yang menggaet Darius dan Donna Agnesia sudah sangat tepat.

"Mereka bisa membangun atensi, kok sampai iklan di billboard, itu sukses karena itu strategi mereka. Masyarakat tidak suka, tapi itu kan bagian strategi. Saya menilai ini bagus karena sudah membangun atensi publik, karena ini dibuat seolah ada persoalan rumah tangga," kata Febiana.

Febiana mengatakan, ada banyak strategi perusahaan dalam memasarkan produknya. Langkah yang dilakukan perusahaan penyedia perabotan rumah yang menggandeng Darius dan Donna ini sudah menarik simpatisan masyarakat, kendati masyarakat atau netizen kecewa dengan pemasaran yang dibuat mereka.

"Ini sudah menentukan target pasar, bagaimana cara yang efektif untuk meraih target pasar. Dan ini yang dilakukan Donna dan Darius, sudah menarik perhatian," pungkasnya.

Hmm, yang penting menarik perhatian kah? Kalau kamu setuju yang mana, Guys?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait