URtrending

Heboh Seorang Netizen Bocorkan Bobroknya Kerja di Startup

Shelly Lisdya, Kamis, 28 Januari 2021 16.34 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Heboh Seorang Netizen Bocorkan Bobroknya Kerja di Startup
Image: Ilustrasi startup. (Freepik/macrovector)

Jakarta - Era digitalisasi merubah banyak hal, termasuk di sektor perekonomia. Ya, startup saat ini masih menjadi pekerjaan yang masih ngegits dan digandrungi para milenial.

Namun, apa jadinya jika tak semua dunia bisnis memiliki kultur yang dinamis seperti yang dibayangkan kaum milenial?

Salah satu pengguna Twitter @taktekbum membagikan thread (utas) bagaimana bobroknya kerja di startup unicorn pada 25 Januari 2021 kemarin.

“Orang pikir kerja di stratap yunikorn itu enak, wow prestijius, padahal dalemnya bobrok. Mimin udah pernah kerja di beberapa yunikorn, Mimin mau spill kacaunya work culture di sana,” tulis awalan threadnya.

Kemudian ia menyebutkan permasalahan pertama yang sering dialami di dunia bisnis tersebut. Permasalahannya yakni adanya kumpulan petinggi startup yang sering kali memberikan job desk yang tidak masuk akal kepada anak buahnya. 

Tak hanya itu, para petinggi acap kali berlaku semena-mena dan sering memberikan hasil presentasi yang manipulatif.

“Mulai dari cronyism dulu deh. Ya. Jadi di stratap yunikorn akan selalu ada rombongan temen-temen dari petinggi stratap yang gajinya paling tinggi dan suka dinaekin berkali kali dan berasa paling oke dan suka ikut sok ngatur tapi tau beres,” tambahnya.

"Ungkapan tersebut merupakan cerminan leadership rendah dari petinggi stratap, diajak komunikasi sama anak buahnya aja gak mau. Mereka maunya semua anak buahnya membereskan masalah dengan cepat bak pesulap di pasar malam!" lanjutnya.

"Nah "kroni" yang gajinya tinggi ini juga ikut memperparah beban anak buah menengah ini dengan ide-ide absurd dan halu mereka demi menjilat dan meramaikan "pesta" stratap. Mereka bukan bos langsung tapi juga suka ikutan nyuruh-nyuruh!!" lanjutnya.

"Terus si kroni ini kerjanya ngapain? Ya gak ngapa-ngapain lah! Selain mereka gamau tanganny kotor, mereka gak ngerti caranya eksekusi! Paling banter bisanya bikin angka cantik di presentasi powerpoint yang terlihat cihuy ketika dipresentasiin ke bos-bos!" bebernya.

Selain itu, ia juga menyebut jika startup juga dikelilingi politik-politik nakal oleh para petinggi. 

"Berikutnya adalah politik dan ambisi di semua lini, ini yang paling memuakkan!! Gara-gara banyak anak muda yang tiba-tiba pangkatnya menjulang, Semua berlomba menjadi VP atau Head. Padahal biasanya yang begini gak lama resign atau diresignkan," katanya.

"Politik dan ambisi ini juga dibahan bakari oleh perusahaan-perusahaan yang baru diakuisisi tapi mau menguasai pangkat tinggi di perusahaan induknya. Dan dalam menjalankan politik ini tidak jarang hajat hidup orang menjadi korban!!" ungkapnya.

Tak hanya itu, dalam threadnya, ia juga menyinggung perihal budaya meeting yang dilakukan berkali-kali meski sebenarnya urusan tersebut bisa diselesaikan melalui telepon atau email. Kemudian ada pula karyawan sering kali mengambil cuti atau mengikuti perjalanan bisnis.

Tak elak, netizen pun berbondong-bondong mengomentari thread @taktekbum. Berikut tanggapan netizen:

"Gak kaget. Berarti sama aja dong kek tempat kerja lain masalah politiknya? Yaa yaudah namanya jg tempat kerja what do u expect," tulis akun @facialwashh

"yaaa begitulah kehidupan startup bund, banyak bobrok nya. dituntut kerja perfect 1 x 24 jam dalam seminggu dengan embel² "kita kan start up beda dengan perusahaan lain, jadi kalian harus banyak belajarnya. Hey anda pikir kami pekerja romusha," sahut netizen lainnya.

"Mau di startup atau bukan, namanya lingkungan kerja udah pasti begitu. Mau kerjanya perusahaan lokal/luar jg sama aja, saya berpengalaman jg bekerja di kondisi yg sama. Kitanya yg harus pinter2 siasati itu. Kalo ga pengen ngalamin itu, buka usaha sendiri atau freelance aja," tambah netizen lain. 

"Kurang setuju sih. Justru di startup bisa dapet ide banyak dan dihargai, constructive feedback, gain insight and deep dive the pain point. Tapi kembali lagi ke person sih, dimana sih tempat kerja yg 100% no complain? Just do your job as good as your resposibility," tambah netizen lain.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait