URstyle

Hepatitis Misterius Sebabkan 3 Anak Meninggal Dunia, Ini Penjelasan Pakar IDI

Rizqi Rajendra, Selasa, 3 Mei 2022 12.59 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Hepatitis Misterius Sebabkan 3 Anak Meninggal Dunia, Ini Penjelasan Pakar IDI
Image: ilustrasi dokter anak (Foto: Freepik)

Jakarta - Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban buka suara soal adanya kasus hepatitis misterius yang menjangkiti anak-anak di berbagai negara, bahkan menyebabkan tiga pasien anak di Indonesia meninggal dunia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga pasien anak dengan dugaan hepatitis akut meninggal dunia di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022. Kasus itu disebut hepatitis misterius karena belum diketahui penyebab pastinya.

"Hepatitis misterius pada anak-anak jadi bahasan hangat belakangan ini di seluruh dunia. Seratusan kasus dilaporkan, termasuk tiga anak di Indonesia yang meninggal. Apa yang sebenarnya terjadi?" kata Zubairi melalui akun Twitternya @ProfesorZubairi, Senin, (2/5/2022).

Zubairi menjelaskan, para ahli sedang menyelidiki kasus hepatitis misterius itu, termasuk di Indonesia. Sebagian ahli menemukan Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-CoV2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan kemungkinan juga dipicu penyebab lainnya.

Adenovirus adalah virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare. Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh dengan sendirinya.

"Seberapa serius hepatitis misterius ini? Amat serius, karena beberapa anak meninggal. Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati (di Inggris)," ungkap Zubairi.

Hingga kini, belum ada tes untuk memastikan diagnosis hepatitis misterius ini, tetapi syaratnya pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rentang usia pasien yang diidentifikasi terinfeksi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun.

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien-pasien anak tersebut adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran.

Zubairi menyebutkan, sebagian besar anak-anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Dari tes laboratorium juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah, tetapi sebagian besar anak tidak mengalami demam.

"(Apakah) terkait vaksin COVID-19? Hipotesis ini tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi COVID-19," tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait