URnews

IDI dan IDAI Ingatkan Masyarakat Waspadai Hepatitis Akut Sejak Dini

Shelly Lisdya, Rabu, 4 Mei 2022 10.28 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
IDI dan IDAI Ingatkan Masyarakat Waspadai Hepatitis Akut Sejak Dini
Image: Ilustrasi anak sakit. (Freepik)

Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungatkan tenaga kesehatan dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap Hepatitis Akut yang hingga kini belum diketahui penyebabnya.

"PB IDI bersama IDAI mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan terkait dan lapisan masyarakat, terutama para orang tua dan anak, agar tetap ketat melakukan protokol kesehatan, apalagi di masa mudik Lebaran ini," kata Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi dalam keterangan, dikutip Antara, Rabu (4/5/2022).

Imbauan tersebut disampaikan PB IDI kepada seluruh jajaran guna menindaklanjuti Surat Edaran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta edaran Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.

Adib mengatakan, hingga kini Hepatitis Akut misterius itu secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO karena jumlah laporan kasus serupa terus bertambah. Saat ini lebih dari 170 kasus dilaporkan dari 12 negara di dunia.

Adib pun meminta seluruh organisasi profesi medis di bawah PB-IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama, yakni puskesmas, posyandu, klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan juga mewaspadai setiap gejala Hepatitis pada anak dan dewasa.

Hepatitis Akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini memiliki gejala eeperti perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal, demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, dan/atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) atau Alanine transaminase (ALT) lebih dari 500 U/L.

"Sementara dari pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau Adenovirus. Oleh karena itu, pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) perlu dilakukan lebih lanjut," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PP IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) juga meminta seluruh dokter anak dan residen dokter anak agar juga turut mengawasi apabila gejala yang dimaksud muncul pada pasien.

IDAI mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati, mencegah infeksi dengan mencuci tangan, meminum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan pribadi, memakai masker dan menjaga jarak.

Dikatakan Piprim, sejauh ini respons klinis dan kesehatan masyarakat telah diterapkan di Inggris Raya dan sejumlah negara yang sedang mengalami kasus serupa untuk mengoordinasikan penemuan kasus dengan penyelidikan penyebab penyakit pada kasus Hepatitis Akut ini.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI dan juga Dinas Kesehatan RI sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memasukkan riwayat pajanan yang lebih rinci, dan tes virologi/mikrobiologi tambahan.

IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah melalui koordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai Hepatitis Akut.

IDI dan IDAI juga meminta bantuan dan dukungan dari setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk aktif mengedukasi masyarakat setempat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait