URnews

Idul Adha 2022 Berpotensi Beda, Begini Penjelasan Peneliti BRIN

Nivita Saldyni, Senin, 13 Juni 2022 15.22 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Idul Adha 2022 Berpotensi Beda, Begini Penjelasan Peneliti BRIN
Image: Ilustrasi salat Idul Adha. (Pixabay)

Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah berpotensi beda, yaitu antara tanggal 9 Juli dan 10 Juli 2022. Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin potensi ini muncul karena adanya dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia.

“Ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia, yaitu Kriteria Wujudul Hilal dan Kriteria Baru MABIMS,” kata Thomas dikutip dari keterangan resmi, Senin (13/6/2022).

Kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah, sambung Thomas, mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari. Sementara Kriteria Baru MABIMS yang digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan beberapa ormas Islam berdasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal, yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

Nah, potensi perbedaan itu bisa dijelaskan dengan analisis garis tanggal yang dilakukan Thomas berikut ini:

1655108294-BRIN-Idul-adha.jpgAnalisis garis tanggal terkait potensi Hari Raya Iduladha 2022 yang berbeda. (Dok. BRIN)

Berdasarkan analisis garis tanggal yang dilakukannya, Thomas menerangkan bahwa tanggal Wujudul Hilal melintas di selatan Indonesia yang terlihat pada gambar atas, yaitu garis di antara arsir merah dan putih. Sementara garis tanggal Kriteria Baru MABIMS melintas jauh di sebelah barat Indonesia yang terlihat pada garis antara arsir hijau dan merah di gambar bawah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait