Jadi Doktor Muda, Diva Kurnianingtyas Pentingkan Keseimbangan
Jakarta - Diva Kurnianingtyas, seorang pelajar hebat jebolan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berhasil menyandang predikat sebagai wisudawan doktor termuda di usia 24 tahun. Diva menyelesaikan studi doktornya di Departemen Teknik Sistem dan Industri.
Di masa sekolah dulu, Diva mengaku merupakan orang yang ambisius terhadap nilai. Namun, pemikiran ini terhenti setelah ia memasuki dunia perkuliahan. Menurutnya, untuk mendapatkan sebuah peluang, seseorang harus bisa mengimbangi antara nilai dan sosialisasi.
“Dulu saya bisa dibilang sebagai orang yang achiever, tetapi pemikiran itu terhenti ketika masuk kuliah. Saya imbangi dengan sosialisasi seperti mengikuti kepanitiaan. Karena sosialisasi bisa menemukan atau meraih peluang yang tidak bisa dijangkau,” ujar Diva dalam live Intagram bersama Urbanasia, Jumat (8/10/2021).
Baca Juga : Diva Kurnianingtyas Raih Gelar Doktor di Usia 24 Tahun, Ini Ceritanya
Tak hanya itu, menut gadis asal Malang ini, memelihara kesehatan mental juga hal yang tidak kalah penting dalam pembelajaran.
“Harus seimbang antara istirahat, bermain, dan belajar. Jadi tidak stress dan tidak sakit-sakitan nantinya, terus juga harus tetap bahagia,” lanjutnya.
Tentunya selama perjalanan yang telah dilewati, Diva pernah mengalami yang namanya kegagalan. Ia pernah berekspetasi tinggi terhadap dirinya yang justru ekspetasi tersebut dapat jatuh sewaktu-waktu. Menurutnya, kegagalan adalah hal wajar dan harus dinikmati prosesnya.
Baca Juga : Pertama Kali, UIN Malang Cetak Doktor Penyandang Disabilitas
“kalau saya sudah melakukan sekuat tenaga, tetapi ternyata hasilnya itu tidak sesuai ekspetasi, saya harus menerima itu. Setelah menerimanya saya bisa kembali bersemangat,” ujar Diva.
Diketahui Diva Kurnianingtyas, berhasil mendapatkan beasiswa program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PDMSU), dengan menyelesaikan program Sarjana dalam waktu hanya 3,5 tahun.
Dibalik semua ini, Sang Ibu adalah sosok yang dijadikan Diva sebagai motivasi. Diva ingin membahagiakan ibunya yang membesarkannya seorang diri dengan sekolah dan prestasi tinggi.
“Sejujurnya, saya tidak pernah berekspektasi kuliah lanjut di usia muda. Tetapi karena keinginan serta doa beliau (ibunya), saya bisa mencapai titik ini,” kata Diva.