URtrending

Jelang New Normal, Pemprov Jateng dan MUI Bahas Panduan Ibadah

Nivita Saldyni, Rabu, 3 Juni 2020 19.25 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jelang New Normal, Pemprov Jateng dan MUI Bahas Panduan Ibadah
Image: Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji (kanan) dan Gubernur Ganjar Pranowo serta Wagub Taj Yasin Maimoen menggelar pertemuan bersama ulama, Rabu (3/6/2020). (Humas Pemprov Jateng)

Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tak mau terburu-buru membuka tempat ibadah di tengah pandemi COVID-19. Kini, panduan dan tata cara ibadah saat masuk pada normal baru masih terus digodok bersama sejumlah ulama.

Dalam pertemuan halaqah ulama yang di Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur Jateng di Semarang, Rabu (3/6/2020) ini Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng sepakat bahwa pedoman ini penting untuk menyambut normal baru.

"Umat sudah ingin Jumatan lagi, sudah ingin kembali berjamaah ke masjid. Santri sudah kangen pulang ke pondok. Tapi semua tidak boleh dilakukan asal-asalan, harus ada pedomannya. Halaqah ini kami gelar untuk membahas soal tatanan peribadatan itu," kata Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji dalam pertemuan bersama Pemprov Jateng, Rabu (3/6/2020).

Sementara itu, Ganjar mengaku hingga hari ini ia terus mendapat banyak pertanyaan dari warga tentang kapan normal baru mulai diterapkan di Jateng. 

"Hari ini banyak yang tanya kapan normal baru bisa dilaksanakan. Saya jawab, nanti dulu nunggu kurvanya turun," katanya.

Menurut Ganjar, hal ini tidak boleh diputuskan terburu-buru dan gegabah. Harus ada persiapan yang matang agar berjalan lancar.

"Saya minta para ulama merumuskan ini, agar nantinya dapat menjadi formula yang baik sehingga Jateng benar-benar siap. Tapi sekarang harus terus latihan dan disiapkan secara matang," imbuhnya.

Meski begitu, Ganjar mengatakan pihaknya sepakat untuk memperbolehkan daerah yang sudah hijau untuk menggelar ibadah secara berjamaah nih guys. Tentu tetap memperhatikan protokol kesehatan ya.

"Yang hijau saya izinkan untuk uji coba, misalnya menggelar salat berjamaah. Tapi yang merah atau yang kuning jangan dulu. Kalau Kota Semarang yang sekarang masih naik terus kurvanya, ya jangan dulu. Bahaya nanti," pungkasnya.

Selain soal panduan dan tata cara beribadah, Ganjar juga nenyebut akan memikirkan nasib para santri dan pondok pesantren di Jateng. Sebab banyak hal yang harus disiapkan untuk menyambut kembalinya santri ke pondok.

"Ada banyak fasilitas di pondok pesantren yang harus dibenahi agar semuanya tertib dan tidak ada kerumunan besar. Saya minta ini dibahas, mulai soal tata cara mengaji, soal kebersihan, ketersediaan air bersih dan lainnya," jelasnya.

Namun yang jelas, Ganjar masih enggan membahas kapan waktu pasti kebijakan normal baru di Jateng mulai diterapkan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait