URtech

Jepang Luncurkan Aplikasi Pelacak COVID-19

Kintan Lestari, Rabu, 24 Juni 2020 12.57 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jepang Luncurkan Aplikasi Pelacak COVID-19
Image: Tampilan utama aplikasi COCOA (COVID-19 Contact-Confirming Application).

Tokyo - Hampir seluruh negara di dunia masih berkutat menangani masalah COVID-19. Begitu juga dengan Jepang.

Dari data Worldmeters, Rabu (24/6/2020), diketahui di Jepang ada hampir 18 ribu kasus COVID-19.

Pemerintah Jepang sudah melancarkan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus meluas. Salah satu upaya terbaru dari pemerintah adalah diluncurkannya aplikasi untuk melacak kontak COVID-19.

Pemerintah Jepang pada Jumat (19/6/2020) meluncurkan aplikasi pelacak kontak COVID-19 bernama COCOA (COVID-19 Contact-Confirming Application). Aplikasi itu diharapkan membantu mencegah infeksi gelombang kedua dari virus asal Wuhan tersebut.

Melansir The Japan Times, dengan aplikasi COCOA pengguna akan mendapat peringatan ketika mereka berada dekat dengan seseorang yang terinfeksi virus corona.

Jadi cara kerja COCOA adalah saat seseorang yang menggunakan aplikasi melakukan kontak satu sama lain pada jarak satu meter atau kurang selama 15 menit atau lebih, smartphone mereka secara otomatis merekam acara dalam keadaan terenkripsi menggunakan teknologi nirkabel Bluetooth.

Catatan tersebut akan tetap ada di perangkat mereka hingga 14 hari sebelum dihapus secara otomatis.

Kalau pasien positif COVID-19 menggunakan aplikasi itu, maka COCOA akan memindai data kontak orang tersebut selama dua minggu dan memberi tahu siapa pun yang berada dekat dengan pasien. 

1592978535-aplikasicovid2.jpg

Dan untuk pasien positif yang menggunakan aplikasi ini, mereka tidak perlu mengisi nama, nomor telepon, dan informasi pribadi lainnya. Pasien tersebut cukup memasukkan "nomor pemrosesan" yang diberikan oleh otoritas kesehatan.

Untuk membuat COCOA, Pemerintah Jepang merekrut tim pengembang Microsoft. Microsoft membuat aplikasi ini menggunakan teknologi inti yang dikembangkan bersama oleh Apple dan Google. 

Aplikasi itu sudah tersedia di perangkat Android dan iOS. Namun banyak warga yang mengkhawatirkan masalah privasi.

Pemerintah mengatakan COCOA dirancang dengan mempertimbangkan privasi dan bahwa data yang dapat diidentifikasi secara pribadi tidak dikumpulkan dari pengguna.

“Aplikasi tidak mengumpulkan data pribadi sama sekali. Orang-orang dapat menggunakannya tanpa khawatir,” kata Perdana Menteri Shinzo Abe saat konferensi pers hari Kamis (18/6).

Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, yang mengoperasikan program tersebut menyatakan informasi tentang waktu dan tempat kontak, serta identitas pasien, tidak dapat diketahui oleh pemerintah dan pengguna aplikasi lain.

Alat ini diharapkan dapat meningkatkan sistem penelusuran saat ini, yang didasarkan pada wawancara pejabat dari pusat kesehatan masyarakat dengan orang yang terinfeksi. Sayangnya pakar teknologi sedikit menyangsikan kehadiran aplikasi ini. 

Para pakar teknologi mengatakan aplikasi tersebut harus digunakan secara luas agar benar-benar efektif. Setidaknya 60 persen populasi suatu negara harus menggunakan aplikasi seperti itu agar efektif. Akan tetapi, aplikasi serupa di negara lain belum ada yang mencapai target 60 persen itu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait