URnews

Jumlah Anak Muda Pasien COVID-19 dalam Perawatan di Surabaya Tinggi

Nivita Saldyni, Selasa, 29 September 2020 11.59 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jumlah Anak Muda Pasien COVID-19 dalam Perawatan di Surabaya Tinggi
Image: Instagram @surabaya

Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyebut, pasien COVID-19 dalam perawatan di Surabaya saat ini tengah didominasi oleh anak-anak muda. Risma mengatakan peningkatan ini terjadi dalam kurun waktu satu bulan belakangan.

"Guys, beberapa hari terakhir ini aku lihat data dari pasien COVID-19 setiap harinya. Sebetulnya ya semua lihat, tapi hampir satu bulan terakhir ini ternyata pasien kita turun tapi justru pasien yang ada setiap harinya itu mayoritas anak-anak muda," kata Risma lewat vlog terbarunya di akun Instagram @surabaya yang dikutip Urbanasia pada Selasa (29/9/2020).

Miris mengetahui hal tersebut, Risma pun menyampaikan sejumlah pesan untuk arek-arek Suroboyo, khususnya para muda mudi nih, guys.

"Jadi aku sempatkan komunikasi dengan kalian untuk kita bisa putus sesegera mungkin COVID-19 ini. Karena kalau kita tidak segera putus COVID-19 dari Kota Surabaya, maka dampaknya adalah yang terjadi terhadap perekonomin kita. Kita tidak bisa bebas seperti dulu melaksanakan transaksi ekonomi. Dan berikutnya adalah yang tentunya ini kita tidak tahu kemudian sampai kapan ini (pandemi COVID-19). Nah kalau terus, terus, dan terus seperti itu, kita tidak bisa mengatasi COVID-19 ini maka ekonomi kita akan lumpuh," jelas Risma panjang lebar.

Selain masalah ekonomi, Risma juga menyinggung soal pendidikan yang saat ini harus dilaksanakan secara virtual. Padahal menurut Risma sekolah tatap muka sangat penting, khususnya bagi anak-anak.

"Yang kedua, kemudian kita tidak bisa melaksanakan pendidikan sesuai dengan yang kondisi mormal. Contonya misalkan, adik-adik kalian saat ini tidak bisa bersekolah. Mereka harus belajar dengan daring. Padahal seusia anak-anak, pertemuan dengan para guru dan teman itu sangat penting untuk mereka," pungkasnya.

Oleh karena itu, perempuan nomor satu di Surabaya ini kembali mengajak arek-arek Suroboyo untuk melawan COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Ia pun meminta anak-anak muda bisa menahan diri agar tak nongkrong apalagi bergerombol hingga pandemi COVID-19 benar-benar membaik. Sebab kalau tidak, maka dikhawatirkan akan terjadi penularan pada kluster keluarga.

"Jadi kita cegah, pertama supaya kalian tidak kena (COVID-19). Bayangkan kalau kalian terkena, kemudian menulari keluarga kalian, orang tua kalian, atau nenek kalian yang secara fisik sudah memang menurun karena sudah lansia. Itu bahaya sekali bagi mereka. Ayo kita bisa menahan diri kita, jaga protokol itu. Tidak bergerombol karena secara tidak langsung kita bisa tersentuh dengan mereka yang sakit. Kita bisa tertular. Kita juga harus terus menerus gunakan masker," ajak Risma.

Risma pun berharap anak-anak muda Surabaya mau bergotong royong, bersama-sama memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kota Pahlawan. 

"Jadi karena itu saya berharap, tolong bantu Ibu. Supaya kota kita segera terputus mata rantainya. Sekarang yang dulunya normal, saat ini mungkin tidak normal. Ayo guys, kita putus mata rantai pandemi ini supaya kita bisa segera kembali hidup normal. Jaga protokol kesehatan supaya klian sehat. Kalau kalian sehat, keluarga kalian juga akan sehat," pesan Risma.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait