URtainment

Kanye West Rela Ngutang Lebih Rp 88 Miliar untuk Dana Kampanye

Eronika Dwi, Selasa, 8 September 2020 13.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kanye West Rela Ngutang Lebih Rp 88 Miliar untuk Dana Kampanye
Image: Kanye West. (Foto: Scott Dudelson/FilmMagic)

Jakarta - Kanye West dilaporkan menghabiskan hampir 6 juta dollar atau sekitar Rp 88,7 miliar untuk kampanye pencalonan presiden Amerika Serikat (AS).

Melansir Hollywood Reporter, Selasa (8/9/2020), suami Kim Kardashian itu telah menghabiskan 6 juta dollar untuk tawaran jangka panjang sebagai presiden, dengan hampir semua uang berasal dari pinjaman pribadi.

Data tersebut berdasarkan laporan keuangan kampanye Kanye yang diajukan ke Komisi Pemilihan Federal pada, Jumat (4/9/2020) kemarin.

Menurut laporan itu, Kanye telah menggunakan sebagian besar uang tersebut untuk biaya konsultan.

Selama Juli dan Agustus kemarin, Kanye juga telah meminjam dana untuk kampanyenya lebih dari 6,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 99,1 miliar.

Kanye mengajukan pinjaman di bulan Juli dan Agustus tersebut dengan mengidentifikasi dirinya sebagai wiraswasta atau pengusaha.

Satu-satunya sumber pendapatan lain untuk kampanyenya adalah sumbangan yang relatif kecil dari masyarakat biasa, berkisar antara 200- 1.000 dollar AS atau Rp 2,9 juta-4,7 juta.

Kanye pun dilaporkan masih memiliki utang lain dengan total lebih dari 1,2 juta dollar AS atau Rp 17,7 miliar, dengan hampir semuanya berutang pada Fortified Consulting dari Arizona.

Perusahaan itu berbagi alamat dengan Lincoln Consulting Group, sebuah konsultan politik yang didirikan bersama oleh Nathan Sproul, mantan direktur eksekutif Arizona Republican Party.

Perusahaan itu diketahui berbagi alamat dengan Lincoln Consulting Group, sebuah konsultan politik yang didirikan bersama oleh Nathan Sproul, mantan direktur eksekutif Partai Republik di Arizona.

Diketahui, Kanye telah membuat beberapa penampilan publik sebagai bagian dari kampanyenya, yang sebagian besar dibantu oleh konsultan politik sejak bulan Juli lalu.

Namun, dengan hasil yang beragam atau tidak semua berjalan mulus, seperti saat di negara bagian Virginia yang mana namanya dihapus dari surat suara Pilpres Amerika Serikat.

Hal tersebut setelah dua pemilih mengatakan bahwa mereka merasa tertipu karena menandatangani dokumen yang mendukung pencalonannya.

Dia diharapkan muncul di surat suara di beberapa negara bagian lain, termasuk Iowa, Tennessee, Idaho, dan Utah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait