URnews

Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat Dinonaktifkan Buntut Tragedi Kanjuruhan

Nivita Saldyni, Senin, 3 Oktober 2022 20.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat Dinonaktifkan Buntut Tragedi Kanjuruhan
Image: Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat (Dok. Humas Polres Malang).

Malang - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam ajang Liga 1 2022-2023 yang menelan 125 korban jiwa membuat Polri melakukan analisa dan evaluasi lewat tim investigasi yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

Hasilnya, Polri memutuskan untuk menonaktifkan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. 

"Malam ini, Kapolri mengambil satu keputusan, memutuskan untuk menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022) malam. 

Dedi menjelaskan, keputusan penonaktifan Ferli tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST 20 98 X KEP 2022.

Ferli dimutasi sebagai Perwira Menengah (Pamen) Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri, sementara posisinya digantikan oleh AKBP Putu Kholis Arya yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Polda Metro Jaya.

Selain Ferli, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta juga turut menonaktifkan sejumlah nama dari jabatan Komandan Batalyon (Danyon), Komandan Kompi (Danki), dan Komandan Peleton (Danton) Brigade Mobile (Brimob). Mereka terdiri dari AKBP Agus, AKP Hasdarman, Aiptu Solihin, Aiptu M Samsul, Aiptu Ari Dwiyanto, AKP Untung, AKP Danang, AKP Nanang, dan Aiptu Budi.

"Semuanya masih dalam proses pemeriksaan tim malam ini," tegas Dedi.

Sebelumnya, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Kekalahan Arema FC memicu kekecewaan para suporter dan membuat beberapa di antara mereka masuk ke area lapangan.

Kerusuhan mulai terjadi saat massa suporter yang turun berhadapan dengan aparat keamanan di lapangan.

Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI mencoba berbagai cara untuk pukul mundur suporter yang turun ke lapangan. Salah satunya dengan menggunakan gas air mata dan berujung menimbulkan kepanikan di antara suporter di stadion yang berebut untuk keluar. 

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 125 orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara 323 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait