URguide

Karya Inspiratif Alumni ITB dalam Majukan Potensi Kayu dan Bambu

Shelly Lisdya, Selasa, 27 September 2022 13.06 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Karya Inspiratif Alumni ITB dalam Majukan Potensi Kayu dan Bambu
Image: Singgih Susilo, alumni Desain Produk ITB (’86) yang telah banyak melahirkan karya yang inspiratif. (Humas ITB)

Bandung - Mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah hal yang patut disyukuri. Bentuk rasa syukur bisa berupa belajar bersungguh-sungguh dalam rangka bekal untuk berkontribusi nyata bagi lingkungan sekitar.

Itulah gambaran yang dilakukan Singgih Susilo, alumni Desain Produk ITB (’86) yang telah banyak melahirkan karya yang inspiratif. Ia adalah mahasiswa pertama asal Temanggung yang berkuliah di ITB.

Ia mempunyai keyakinan bahwa masyarakat sekitarnya yang harus menjadi penerima manfaat atas ilmu yang telah didapat selama di ITB. Setidaknya ada tiga karya ia yang inovatif di antaranya Magno, Spedagi, dan Pasar Papringan. Semua karyanya berbasis memanfaatkan semua sumber daya yang bisa dimanfaatkan dari sekelilingnya.

Magno

Magno sebenarnya adalah bentuk tugas akhirnya selama menjadi mahasiswa yang tidak disangka sekarang mendunia. Magno ini berawal dari produk radio kayu.

Magno berarti ‘membesar’, mengacu pada kaca pembesar. Ia memanfaatkan sumber daya dan manusia langsung dari daerahnya.

Mengutip dari laman resmi ITB, dalam proses produksinya memang banyak lika-liku. Ia baru bisa merealisasi desainnya pada 2005 karena kendala vendor elektronik kit radio. Hingga pada akhirnya berkat kerja keras Singgih, salah satu purwarupa radio Magno berhasil dilirik Panasonic Gobel Group sampai menarik minat Presiden Joko Widodo.

Kabarnya saat ini pasarnya berhasil merambah internasional dengan dimulainya publikasi seorang profesor di Jepang yang terkagum-kagum dengan desain yang 'eye-catching' ini.

Magno dibuat dengan tangan yang sangat cermat serta menggabungkan unsur keindahan dari bahan-bahan kualitas tinggi. Magno ini bukan sekadar radio belaka, ada filosofi yang terkandung di baliknya. Magno merepresentasikan bentuk kepedulian terhadap lingkungan. 

Pasalnya sejak 2008, Singgih mendistribusikan 1.000 pohon setiap tahun untuk warga desa guna meningkatkan populasi pohon sampai 15 hektar hutan. Sedangkan kebutuhan produksi hanya kurang dari 0,5 hektar hutan saja sejak beroperasi.

Desain dan pesan yang dibawa berhasil menyabet Magno dalam berbagai penghargaan. Penghargaan yang dikantongi, seperti Japan Good Design Award G-Mark 2008, London Design Museum’s Brit Insurance Design Awards 2009, dll.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait