URnews

Kemendikbud Luncurkan "Rekam Pandemi" untuk Seniman Terdampak COVID-19

Nunung Nasikhah, Senin, 29 Juni 2020 16.38 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kemendikbud Luncurkan "Rekam Pandemi" untuk Seniman Terdampak COVID-19
Image: Tangkapan Layar “Rekam Pandemi - Belajar Di Rumah: Belajar Budaya Papua”. (YouTube BudayaSaya)

Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum lama ini meluncurkan program “Rekam Pandemi” yang merupakan rekaman dokumentasi perubahan sosial yang terjadi di Indonesia pada masa Pandemi COVID-19 pada April hingga Juni 2020.

Program tersebut tercipta dari hasil kerja sama dengan Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) dan bertujuan memberikan stimulus dan jaring pengaman sosial bagi pekerja seni dan budaya yang terdampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), khususnya dokumenteris.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan, sebanyak 300 dokumenteris telah mendokumentasikan perubahan signifikan sosial dan budaya masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi global tersebut.  

“Selama bulan Mei-Juli 2020 akan dihasilkan 2.400 menit video pendek yang merekam tema: Belajar di Rumah, Religi dan Mitos/Mistis, Lebaran/Coronasiana, Usaha Mandiri, Perubahan Perilaku Keluarga, Gotong Royong, Kreativitas, dan Isu Lingkungan dari Aceh sampai ke Papua,” kata Hilmar, dikutip dari website resmi Kemendikbud (29/6/2020).

“Rekam Pandemi” ini, kata Hilmar, merupakan bentuk karya dari para pekerja seni khususnya komunitas ADN di tengah keterbatasan akibat COVID-19.

“Saya sudah menyaksikan rekaman dari temen-temen yang luar biasa. Hasilnya bisa melihat segi-segi kehidupan selama COVID-19 dari berbagai sudut pandang, pengalaman, dan di tempat yang berbeda-beda,” terang Hilmar.

Ragam yang ditampilkan dalam Rekam Pandemi ini, kata Hilmar, sangat banyak. Baik dari segi bentuk kehidupan maupun cara ekspresinya.

“Rekaman menghadapi COVID-19 akan membantu melengkapi pemahaman kita mengenai situasi yang kita hadapi bersama saat ini,” ungkap Hilmar.

Hilmar menyampaikan bahwa “Rekam Pandemi” ini mendapat sambutan yang baik sebagai sebuah arsip kemanusiaan yang dibuat oleh komunitas dokumenteris.

“Rekamannya menurut saya sangat signifikan artinya bukan hanya secara artistik tetapi juga secara sosial dengan kontribusi yang besar,” tutur Hilmar.

Ketua ADN Tonny Trimarsanto menjelaskan program “Rekam Pandemi” ini setidaknya mewakili cara tutur audio visual yang sangat kaya akan budaya Indonesia.

Pola perekaman yang dikemas dalam film dokumenter pendek ini dilakukan oleh anggota ADN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Jadi, persoalan-persoalan yang sangat lokal, spontan dan sehari-hari sebagai bagian dari perubahan sosial masyarakat di masa Pandemi COVID-19 ini, direkam oleh mereka yang berada terdekat dengan peristiwanya sehingga akan terasa keberagaman yang sangat kaya dari karya-karya ini,” ungkap Tonny.

Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbud, Ahmad Mahendra mengatakan dokumentasi ini telah diintegrasikan dengan program “Belajar dari Rumah” hasil bekerja sama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI).

“Program ini juga akan tayang di TVRI setiap sabtu pukul 8.30 sampai jam 9.00 selama delapan minggu. Kemarin periode yang pertama sudah tayang,” kata Ahmad Mahendra.

Program “Rekam Pandemi” telah tayang di TVRI setiap hari Sabtu dan Minggu sejak tanggal 20 Juni pukul 08.30, serta dapat diakses melalui situs: http://rekampandemi.kemdikbud.go.id, dan seluruh akun media sosial @budayasaya: Youtube, Facebook, dan Twitter.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait