URnews

Keren! SMA di Demak Raih Penghargaan 'Sekolah Hemat Energi dan Air'

Nunung Nasikhah, Rabu, 19 Agustus 2020 12.53 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keren! SMA di Demak Raih Penghargaan 'Sekolah Hemat Energi dan Air'
Image: Sekolah Hemat Energi dan Air. (Diskominfo Jateng)

Demak – Sebuah sekolah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, belum lama ini menerima sebuah penghargaan Gerakan Hemat Energi dan Air Tahun 2020 dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-70 Provinsi Jawa Tengah yang jatuh pada pertengahan Agustus ini.

Sekolah tersebut adalah SMA Negeri 1 Mijen yang berlokasi di ujung utara Kabupaten Demak dan berbatasan dengan Kabupaten Jepara.

Penghargaan tersebut diberikan karena sekolah tersebut inilai mampu menerapkan sistem Gerakan Hemat Energi dan Air, dengan menerapkan slogan 3M yakni mematikan, mencabut dan mengatur.

Tak hanya itu. SMAN 1 Mijen ini juga mampu menciptakan alat pembangkit listrik mandiri bertenaga angin dan surya.

Salah seorang Guru SMAN 1 Mijen, AL Wahyudi Santoso menuturkan, sekolah membuat regulasi yang mendasar mengacu pada aturan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilaksanakan secara disiplin dan inovatif.

“Dari Kementerian ESDM sudah diatur tentang penghematan listrik dan air. Nah, di sekolah ini diaplikasikan dengan regulasi,” kata Wahyudi, seperti dikutip dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah (19/8/2020).

“Misalnya, penyalaan lampu dimulai pukul 09.00, suhu AC maksimal 25 derajat celcius, dan yang pasti penggunaan listrik itu sesuai peruntukannya,” imbuhnya.

Selain itu, komputer yang digunakan untuk laboratorium yang sebagian besar model desktop, diganti dengan komputer all in one. Dengan begitu, kebutuhan daya listrik sekolah menjadi lebih irit.

“Total komputer di sekolah ada 120 unit. Dan sebagian besar di laboratorium sudah diganti model all in one, yang hanya membutuhkan 80 watt per unitnya,” ujar Wahyudi.

“Penghematan listrik juga dilakukan dengan mengganti lampu LED di sekolah ini,” lanjutnya.

Tidak hanya regulasi, penghematan listrik di sekolah juga dilakukan dengan berinovasi menciptakan mesin pembangkit listrik bertenaga angin dan surya.

Mesin yang mampu menghasilkan kapasitas 900 watt tersebut diciptakan tim terdiri dari empat siswa dan satu guru pembina.

“Saya yang membina dalam pembuatan mesin pembangkit listrik bertenaga angin dan surya. Ini dibuat selama tiga bulan pada akhir tahun 2019 lalu,” tandas Wahyudi.

“Mesin ini menghasilkan kapasitas 900 watt. Ya, bisa dimanfaatkan untuk keperluan penting sekolah saat ada trouble soal listrik,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Mijen, Sukirno menambahkan, regulasi penghematan listrik dan air selama ini disosialisasikan melalui poster-poster yang dipasang pada sejumlah titik strategis di sekolah.

“Ada poster-poster berisi regulasi penghematan listrik dan air yang kami pasang,” ujarnya.

Sedangkan untuk menghemat air, pihak sekolah juga telah menyediakan tandon air, kolam, dan biopori. Air di sekolah juga bersumber dari sumur.

“Untuk itu, kami harus hemat dengan menyediakan tandon, kolam untuk penyiraman taman, dan juga membuat lubang biopori,” ungkap Sukirno.

Ia mengakui, keberhasilan implementasi regulasi yang dibuat tersebut karena adanya kesadaran tanggung jawab bersama, baik guru dan siswa.

“Satu karena komitmen, inovatif, dan juga komunikasi yang baik,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait