URtech

Keren! Startup ‘Chickin’ Bikinan Mahasiswa UB Masuk Forbes 30 Under 30

William Ciputra, Senin, 21 Maret 2022 14.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keren! Startup ‘Chickin’ Bikinan Mahasiswa UB Masuk Forbes 30 Under 30
Image: Aplikasi Chickin yang dikembangkan 3 mahasiswa UB berhasil masuk Forbes 30 Under 30. (Chickin.id)

Jakarta - Kabar membanggakan datang dari dunia startup atau usaha rintisan Indonesia. Chickin, start up agrikultural yang dikembangkan tiga mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil masuk Forbes 30 Under 30. 

Chickin merupakan startup yang bergerak di bidang peternakan dan distribusi daging yang memiliki 2 produk unggulan yaitu Chickin Smart Farm dan Chickin Fresh. 

Startup ini dikembangkan oleh Ashab Alkahfi sebagai President, Tubagus Syailendra sebagai CEO, dan Ahmad Syaifullah sebagai Chief Technology Officer. 

Dalam rilisnya, Chickin menyebut ketiga pengembangnya itu awalnya berprofesi sebagai peternak dan aktif dalam budidaya ayam selama lima tahun. Dengan Chickin, mereka memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) sehingga meningkatkan produktivitas peternak hingga 25 persen. 

Tak hanya meningkatkan produktivitas, Chickiin juga berhasil memecahkan masalah ketersediaan pasokan dan kualitas di pasar unggas sehingga sangat bermanfaat bagi peternak. Chickin juga disebut telah bermitra dengan perusahaan di Jawa Tengah, dan membawa pertumbuhan sebanyak 22 kali lipat dalam 10 bulan terakhir. 

President Chickin, Ashab Alkahfi mengatakan, start up-nya ini sudah dirintis sejak dia masih duduk di bangku kuliah semester dua. Pengembangan dan riset awal Chickin dilakukan di Klaten, Jawa Tengah. 

“Di sana kita jadi peternak, lalu membangun kandang, dan mulai usaha ternak sampai akhirnya ketemu banyak permasalahan yang dihadapi peternak lokal. Dari situ kita mencoba memecahkan kendala para peternak dengan menggunakan teknologi,” kata Ashab dalam rilisnya yang dikutip Urbanasia, Senin (21/3/2022). 

Beberapa masalah peternak unggas bisa diselesaikan melalui Chickin. Salah satunya terkait pengontrolan iklim. Ashab mengatakan, para petani tidak perlu mengontrol iklim kandang secara manual dengan adanya Chickin, melainkan bisa dengan teknologi. 

“Dengan teknologi ini, peternak bisa memasukkan data seperti sarana produksi peternak atau sapronak, data harian, dan data penjualan. Sehingga performa lebih terukur dan dapat meminimalisir risiko melalui tindakan preventif,” jelas Ashab. 

Beberapa fitur yang ada pada Aplikasi Chickin sendiri antara lain kelola kandang, kelola data kandang, dan konfigurasi IoT yang bisa disesuaikan dengan keadaan cuaca, suhu, dan kelembaban bahkan umur ayam. 

Wah, keren ya, Urbanreaders. Bukti kalau teknologi dimanfaatkan dengan betul, maka manfaatnya juga bakal banyak buat masyarakat. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait