URguide

Keterlibatan Emosional Picu Parasocial Relationship? Ini Jawaban Psikolog

Shelly Lisdya, Jumat, 1 Juli 2022 19.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keterlibatan Emosional Picu Parasocial Relationship? Ini Jawaban Psikolog
Image: ilustrasi fans dan idola di panggung (Foto: Pixabay/dotigabrielf).

Jakarta - Saat ini, tak sedikit anak muda yang mengidolakan figur publik, baik dari kalangan nasional maupun internasional. Bahkan, sampai merasa punya ikatan emosional dengan idolanya.

Mengidolakan seseorang atau grup hingga seperti ini bisa jadi tanda parasocial relationship atau hubungan parasosial.

Psikolog, Denrich Suryadi dalam program URlife, Jumat (1/7/2022) menjelaskan, para penggemar memiliki keterlibatan emosional dalam mengidolakan figur publik dengan merasa memiliki beberapa kesamaan.

"Seperti misalnya idol ini pernah miskin terus ketemu talent, dan dia mikir oh aku juga dulu kayak gini. Ada kesamaan dan ada hal-hal yang dijadikan persepsi dan ini jadi terlibat dalam emosi," katanya.

Bahkan, hubungan parasosial ini dianggap sebagai gejala kesepian dan kecemasan sosial. Namun, dari hasil studi menunjukkan tidak ada hubungan antara kesepian dan hubungan parasosial.

Hubungan parasosial ini cenderung dianggap sebagai cara seseorang mengekspresikan kekagumannya terhadap persona favoritnya. Nah, penting bagi orang yang memiliki hubungan parasosial bahwa hubungan ini tidak boleh menggantikan kehidupan dan interaksinya mereka di kehidupan nyata.

"Bahkan ada penggemar yang sudah tahu mereka halu tapi tetap enjoy, itu juga nggak masalah. Tapi kalau mereka sampai mendalaminya, itu yang jadi masalah karena dia terlepas dari dunia realitasnya," lanjutnya.

"Ini yang harus diwaspadai agar tidak terlempar dari dunia nyata," tegasnya.

Lantas bagaimana para penggemar bisa mengontrol emosi agar tidak terjerat dalam hubungan parasosial? Denrich mengatakan, para fans harus memiliki konsep dan rasa percaya diri yang cukup kuat.

"Rasa percaya diri itu dibangkitkan dengan apa? Ya macam-macam, seperti misal ingin marchandise, ya saya harus mengusahakan sesuatu dengan cara sendiri, ini bisa milik konsep diri," lanjutnya.

"Zaman sekarang mungkin yang kurang ya perhatian orang tua, pendidikan pengasuhan orang tua itu yang seharusnya lebih banyak ditanamkan di dunia anak-anak, sehingga mereka nggak mencari kebahagiaan di dunia lain agar mereka bisa happy," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait