URedu

Keterlibatan Mahasiswa Jadi Relawan COVID-19 Dihargai dengan SKS

Nunung Nasikhah, Jumat, 3 April 2020 13.11 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keterlibatan Mahasiswa Jadi Relawan COVID-19 Dihargai dengan SKS
Image: Ilustrasi relawan. (Pixabay)

Jakarta - Selain merealokasi anggaran Tahun 2020 sebesar Rp 405 miliar untuk program penguatan kapasitas 13 Rumah Sakit Pendidikan (RSP) dan 13 Fakultas Kedokteran untuk menjadi Test Center coronavirus disease (COVID-19), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga menerjunkan mahasiswa program studi kedokteran dan kesehatan lainnya untuk menjadi relawan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengatakan, bentuk gotong royong relawan mahasiswa kedokteran dan kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 merupakan implementasi kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.

Menurutnya, saat ini kegiatan belajar-mengajar tidak harus dilaksanakan di dalam kelas atau pun laboratorium.

Mahasiswa dapat turun langsung sebagai relawan untuk memahami permasalahan di lapangan agar kemudian mampu memberi solusi dengan melayani masyarakat.

"Program relawan ini bisa disetarakan dengan SKS. Karena melalui kegiatan ini mahasiswa relawan selain memberi layanan pada masyarakat sekaligus juga belajar dari pengalaman,” tutur Nizam dalam Gelar Wicara yang diselenggarakan Radio Republik Indonesia di Jakarta, belum lama ini.

“Soft skills, seperti kepemimpinan, komunikasi, semangat kemanusiaan, bela negara pun ikut terasah. Sehingga kegiatan relawan ini dapat dihargai setara dengan SKS pembelajaran,” lanjutnya.

Nizam menambahkan bahwa koordinasi antar relawan selama ini berjalan cukup baik dan tidak terdapat kendala yang signifikan.

"Sekarang ini melakukan pertemuan sangat mudah dan cepat. Sebanyak 15.000 relawan mahasiswa berkumpul dalam webinar selama tiga hari sehingga lebih efisien," jelasnya.

Ia berpesan kepada seluruh relawan mahasiswa untuk terus menjaga semangat membantu negara namun dengan kesadaran tinggi akan kesehatan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Nauval F. Damas mengatakan, organisasinya akan menjadi koordinator bagi 15.000 mahasiswa relawan kesehatan menghadapi pandemi COVID-19.

ISMKI telah berkoordinasi dengan lebih dari 15 organisasi mahasiswa kesehatan yang bernaung dalam Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia (AOMKI) serta lebih dari 80 BEM fakultas kedokteran dan kesehatan dari seluruh Indonesia untuk menjaring mahasiswa relawan.

Relawan tersebut nantinya bertugas dalam berbagai peran mulai dari menyebarkan informasi hingga mengedukasi masyarakat.

"Di tengah simpang siurnya informasi mengenai COVID-19 dan dunia kesehatan, relawan mahasiswa turut berperan penting memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan menyusun narasi dan konten informasi yang tepat, seperti rapid test, Orang dalam Pemantauan (ODP), Pasien dalam Pemantauan (PDP), hingga penanganan hoax buster," ungkap Nauval.
 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait