URnews

Khofifah Beri Penghargaan pada Tokoh Pegiat Pembangunan Gender di Jatim

Nunung Nasikhah, Rabu, 26 Agustus 2020 10.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Khofifah Beri Penghargaan pada Tokoh Pegiat Pembangunan Gender di Jatim
Image: Gubernur Jawa Timur Khofifah Beri Penghargaan pada Tokoh Pegiat Pembangunan Gender di Jatim (Diskominfo Jawa Timur)

Surabaya - Sebagai Gubernur perempuan satu-satunya di Pulau Jawa, Khofifah Indar Parawansa menaruh perhatian yang cukup serius terhadap pembangunan gender, khususnya di Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur tersebut juga memberikan penghargaan pada sejumlah tokoh yang dinilai memiliki peranan dalam mewujudkan program pembangunan gender.

Pemberian penghargaan itu dilakukannya dalam kegiatan Rakor Penyusunan dan Implementasi Pemulihan Sosial Perempuan dan Anak di Jawa Timur yang berlangsung di Hotel Grand Dafam Surabaya, Selasa (25/8/2020) malam.

Penerima Penghargaan kategori Gender Champion yakni Sri Wahyuningsih, SH.,M.Pd dari Women Crisis Center ‘Dian Mutiara Malang’, Sutiah, S.Pd, dari Lembaga Pengkajian  Kemasyarakatan Pembangunan Jawa Timur di Malang, Siti Yunia Mazdafiah dari Savy Amiradan Dewi Winarti, S.Pd.I dari PW NU Fatayat Jawa Timur.

Lalu penerima penghargaan kepada fasilitator pengarusutamaan gender (PUG) yang aktif telah membantu Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/Kota di antaranya Drs. Syamsul Ma'arif, Pemerhati Gender, Drg. Rochendah Soetarmiati, M.Kes dari Pemerhati Gender, Dr. Lilik Hamidah, M.Si dari UIN Sunan Ampel dan Dr. Tri Susantari, M.Si dari Universitas Airlangga.

Dalam sambutannya, Khofifah mengatakan, pada masa Pandemi COVID-19 ini, Indonesia dan Jawa Timur khususnya mengalami persoalan ekonomi dan kesehatan yang begitu berat, dan ini berdampak pada persoalan sosial yang dialami Perempuan dan Anak di Jawa Timur.

“Mulai dari banyaknya Pekerja Migran Indonesia Perempuan yang di PHK atau dirumahkan, menurunnya ekonomi keluarga, kekerasan pada perempuan dan anak, stress anak yang tinggi, pendidikan anak, kehamilan yang tidak diinginkan,” kata Khofifah.

Selain itu, berdasarkan data Simfoni (Sistem Informasi Online Kekerasan Ibu dan Anak) per tanggal 20 Agustus 2020, tercatat sebanyak 933 kasus kekerasan menimpa Perempuan dan Anak di Jawa Timur, dengan 40,94% kekerasan seksual, 33,54% fisik, 31,72% psikis, sisanya kekerasan lain-lain.

Sebagai informasi, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Timur telah mengalamai kenaikan dari 90,77 di tahun 2018, naik menjadi 90,91 tahun 2019. Adapun Indeks Pemberdayaan Gender (IGD) Jatim, juga naik dari 69,71 (2018) menjadi 73,04 (2019).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait