URguide

Kisah Abdul Majid, Gagal Menjadi Tentara Kini Jadi Petani Sukses

Naura Aufani Zalfa, Kamis, 20 Januari 2022 17.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Abdul Majid, Gagal Menjadi Tentara Kini Jadi Petani Sukses
Image: Abdul Majid (Tangkapan Layar/Youtube CapCapung)

Jakarta - Kisah inspiratif datang dari Abdul Majid, seorang pria asal Windosari, Jawa Tengah, yang sukses berkarier sebagai petani hortikultura dan mempekerjakan lebih dari 250 orang di perusahaannya, Griya Tani Group.

Abdul Majid memiliki ketertarikan di dunia pertanian setelah ditolak menjadi seorang tentara. 

“Saya lulusan SMA, saya masuk tentara dan gagal. Setelah itu saya pulang ke rumah. Sebenarnya ada gelombang kedua dan saya ingin daftar lagi, tapi dilarang bapak. Saya jatuh dari motor dan patah tulang,” ungkapannya dikutip dari kanal YouTube CapCapung, Kamis (20/1/2022).

Musibah itu tidak membuat Abdul Majid menyerah. Merasa mimpinya belum usai, setelah satu tahun menjalani proses pengobatan, ia pergi merantau ke Jakarta. Setelah mencari ilmu selama dua tahun di ibu kota, ia kembali dengan membuka pembibitan cabai.

“Alhamdulillah setelah sembuh satu tahun, saya ke Jakarta selama dua tahun. Lalu saya pulang. Setelah itu saya buka pembibitan cabai ini dan laku. Lalu saya besarkan dan kembangkan,” ujar Abdul Majid.

Tak hanya mengembangkan bibit, Abdul Majid juga berhasil membuka peternakan kambing dan perikanan. Keuntungan yang ia raih membuatnya semangat dan fokus mengembangkan usahanya.

“Alhamdulillah setelah satu tahun saya goal. Sekarang ada sekitar 10 ribu kotak bibit cabai per hari dan sekitar empat juta pembibitan saya,” tambahnya.

Bibit yang dijual oleh Abdul Majid telah tersebar hampir diseluruh Indonesia, seperti Bali, Cirebon, dan tentunya Jawa Tengah.

Abdul Majid menjual berbagai jenis pembibitan cabai, seperti cabai rawit, cabai keriting, dan cabai TW atau cabai besar.

“Kalau pembibitan itu harganya bisa naik, tapi nggak bisa turun. Kalau bibit cabai rawit harganya Rp 45 ribu/grosir. Kalau cabai keriting Rp 70 ribu, kalau cabai besar itu Rp 85 ribu per kotaknya dan sudah sampai tujuan,” kata Abdul Majid.

Abdul Majid juga merangkul warga di kampungnya menjadi bagian dari Griya Tani Group. Ia berhasil mempekerjakan 250 orang, alias seluruh warga di dua kampung wilayahnya.

Berbagai rintangan telah dialami oleh Abdul Majid dalam membangun Griya Tani Group. Menurutnya, kunci utama dari bertani adalah pengolahan tanah, benih yang bagus, dan perawatan rutin.

Dengan komitmen dan semangatnya, Abdul Majid berhasil bangkit dari seluruh kegagalannya.

“Kalau jatuh bangun, gagal, itu biasa. Tapi kita semangat, terus menerus kita kerja, insya Allah kembali lagi. Yang penting kita semangat, kalau gagal jadikan itu pengalaman dan pelajaran,” terang Abdul.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait