URsport

Kisah Dua Atlet Lompat Tinggi Berbagi Emas Olimpiade Tokyo 2020

Rezki Maulana, Selasa, 3 Agustus 2021 14.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Dua Atlet Lompat Tinggi Berbagi Emas Olimpiade Tokyo 2020
Image: istimewa

Tokyo - Sportivitas dan kebersamaan terkadang ada di atas prestasi. itulah yang terjadi ketika Gianmarco Tamberi dan Mutaz Essa Barshim berbagi medali emas di nomor lompat tinggi.

Pada perlombaan atletik final cabor lompat tinggi putra di Japan National stadium, Minggu (1/8/2021), ada tiga atlet tersisa untuk berebut medali dari 13 finalis. Mereka adalah Tamberi asal Italia, Barshim asal Qatar, dan Maksim Nedeskau dari Belarusia.

Ketiganya mampu mencatatkan lompatan bersih setinggi 2,37 meter dan sama-sama gagal di lompatan setinggai 2,39 meter. Nah, kemudian Nedeskau diputuskan meraih medali perunggu karena dia sempat gagal di lompatan setinggi 2,35 meter.

Tinggal Tamberi dan Barshim berebut medali emas. Namun, Barshim tiba-tiba bertanya kepada ofisial apakah mereka berdua bisa memiliki medali emas bersama.

"Bisakah kami berdua meraih emas," ujar Barshim.

Ofisial pun menyerahkan keputusan akhir kepada keduanya. Tamberi dam Barshim pun seperti saling sepakat hingga akhirnya mereka diputuskan berdua sebagai pemenang.

Keduanya pun saling berpelukan erat dan hal ini mengundang decak kagum banyak orang. Seluruh atlet dan ofisial tim yang hadir memberikan applause atas sportivitas keduanya.

"Kami berdua saling lihat-lihatan dan kai tahu. Kami tahu bahwa ini sudah selesai, jadi tidak perlu lagi melompat," sambung Barshim.

"Dia salah satu sahabat saya, tidak cuma di lapangan tapi juga di luar lapangan. Kami berlatih bersama-sama. Ini mimpi yang jadi kenyataan. Inilah semangat sportivitas, olahraga, dan kami ingin menunjukkan itu di sini.

Tamberi begitu haru dengan keputusan rekannya itu mengingat dia harus melewati mimpi buruk di Olimpiade 2016, saat gagal tampil karena patah engkel.

Saya masih tak percaya ini semua terjadi. Berbagi (medali emas) dengan seorang teman menjadi lebih indah. Rasanya ajaib," ujar Tamberi dikutip The Guardian.

Situasi berbagi medali pernah juga terjadi pada nomor lari 100 meter putri Olimpiade Beijing 2008. Sherone Simpson (Jamaika) dan Kerron Stewart (Jamaika) berbagi medali perak karena punya waktu 10,98 detik.

Medali emas saat itu diraih jadi milik pelari Jamaika Shelly-Ann Fraser (Jamaika) dengan 10,78 detik. Mantap sekali!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait