URsport

Top! Medali Emas Indonesia di Bulutangkis Olimpiade Kini Lengkap

Rezki Maulana, Selasa, 3 Agustus 2021 13.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Top! Medali Emas Indonesia di Bulutangkis Olimpiade Kini Lengkap
Image: Greysia/Apriyani melengkapi torehan medali emas Indonesia di bulutangkis Olimpiade (Twitter @Tokyo2020)

Tokyo - Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Hasil ini melengkapi torehan emas Indonesia di cabor bulutangkis. Top!

Greysia/Apriyani tampil apik pada final menghadapi unggulan kedua asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021) siang WIB.

Bertarung nyaris sejam, Greysia/Apriyani menang dua gim langsung 21-19 dan 21-15. Ini adalah medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo sekaligus yang pertama juga untuk nomor ganda putri.

Tentu saja kemenangan ini begitu berarti mengingat Indonesia cuma bertumpu pada ganda putri untuk meraih emas, setelah nomor yang diandalkan, ganda putra, kandas semua.

Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Giden sudah kalah di perempatfinal, sementara Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan keok di perebutan perunggu setelah tersingkir di semifinal.

Makin menggembirakan adalah Indonesia kini sudah bisa memajang lima medali emas bulutangkis dari lima nomor berbeda. Sebelum ini Indonesia sudah merajai tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda campuran, dan ganda putri.

Apalagi bulutangkis sejak dipertandingkan pada 1992 jadi satu-satunya cabor yang selalu menyumbangkan medali. Hanya sekali bulutangkis gagal, yakni di London 2012.

Rekor juga dibuat Greysia Polii sebagai pemain ganda tertua yang mendapat medali emas bulutangkis Olimpiade, yakni menginjak 33 tahun 11 Agustus besok.

Tradisi Emas Bulutangkis Olimpiade

Barcelona 1992: Susy Susanti (Tunggal Putri), Alan Budikusuma (Tunggal Putra)

Atlanta 1996: Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Ganda Putra)

Sydney 2000: Candra Wijaya/Tony Gunawan (Ganda Putra)

Athena 2004: Taufik Hidayat (Tunggal Putra)

Beijing 2008: Markis Kido/Hendra Setiawan (Ganda Putra)

London 2012: (Tidak ada)

Rio de Janeiro 2016: Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (Ganda Campuran)

Tokyo 2020: Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Ganda Putri)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait