URedu

Kolaborasi Industri dan Mitras Dudi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi

Nivita Saldyni, Selasa, 13 Juli 2021 19.44 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kolaborasi Industri dan Mitras Dudi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi
Image: Vokasi Mitras DUDI (Foto: DitJenVokasi.go.id)

Jakarta – Industri dan pendidikan vokasi punya hubungan yang tak bisa dipisahkan. Pendidikan vokasi mencetak tenaga-tenaga kerja terampil yang dibutuhkan industri. Sementara untuk mencetak lulusan yang kompeten, pendidikan vokasi butuh bantuan industri untuk peningkatan kualitas.

Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) telah meluncurkan sebuah program satuan pendidikan tinggi vokasi dan dunia usaha dan industri yaitu Program Magang Bersertifikat.

Salah satu perusahaan yang telah bergabung dalam program ini adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk lewat program-program CSR (Corporate Social Responsibility) atau TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) yang berkelanjutan.

“Kami punya program bantuan atau insentif terhadap institusi pendidikan melalui sinergi vokasi, dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Program ini sudah dimulai pada 2019 dan berjalan efektif pada 2020,” kata SVP Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Ratna Ningrum kepada Urbanasia, Kamis (17/6/2021).

Program yang dimaksud adalah Program Magang Mahasiswa Bersertifikat. Waskita menggandeng Politeknik Negeri Jakarta dalam program tersebut.

Saat ini program tersebut tengah berjalan dengan peserta sebanyak 28 orang terpilih dari 60 mahasiswa terdaftar. Mereka bakal menjalani magang di proyek-proyek Waskita selama enam bulan bulan lamanya.

1613570903-ilustrasi-Waskita-Karya.jpgSumber: Ilustrasi. (Instagram @waskita_karya)

Bukan hanya itu saja, untuk ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, Ratna mengatakan pihaknya juga menjalankan beberapa program bantuan lainnya. Mulai dari pengembangan dosen terkait dengan disrupsi industri konstruksi 4.0, pengembangan kurikulum vokasi teknik sipil, program bisnis proses outsourcing, serta program pemanfaatan fasilitas bersama dan riset.

“Program kerja sama ini sangat strategis, mengingat bahwa tenaga kerja ilmu terapan dari vokasi lebih diminati oleh sektor usaha konstruksi. Tenaga-tenaga kerja siap pakai dari program vokasi dapat menjembatani antara pegawai lulusan S1 dengan para pegawai atau pelaksana yang berbasis SMK. Di saat yang bersamaan, program kerja sama ini dapat meningkatkan kompetensi para pengajar atau dosen dan mahasiswa Politeknik,” jelasnya lebih lanjut.

Meski saat ini baru menjalin kerja sama dengan Politeknik Negeri Jakarta, Ratna mengaku tak menutup kemungkinan pihaknya bakal menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan vokasi lainnya di Indonesia, baik di level SMK maupun Politeknik. Sehingga ia berharap ke depan, program-program ini bisa menjadi referensi bagi politeknik lain, mengingat kebutuhan sumber daya manusia yang mumpuni dengan kompetensi yang baik di industri sangatlah besar.

1626179832--DSF8054.jpegSumber: Workshop PT INKA (Persero) Madiun. Sumber: PT INKA

Selain Waskita, ada juga PT Industri Kereta Api (INKA) yang peduli terhadap pendidikan vokasi di Indonesia dan bekerja sama, salah satunya dengan Mitras DUDI. Senior Manager Humas CSR (Corporate Social Responsibility) dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) PT INKA, Bambang Rahmadianto mengatakan pihaknya punya empat program bantuan untuk pendidikan vokasi di sekitar wilayah kerjanya.

“Program kami untuk institusi pendidikan di sekitar kami dulu. Ada 11 SMK Binaan di Madiun Raya (Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan), empat SMK Binaan di Banyuwangi, kemudian satu SMK di Malang dan satu SMK di Blitar. Untuk perguruan tingginya yang bekerja sama dengan kami adalah Politeknik Negeri Madiun, Politeknik Perkeretaapian Indonesia milik Kementerian Perhubungan, Politeknik Banyuwangi, dan Pendidikan Vokasi di UGM,” kata Bambang.

Nah empat program tersebut di antaranya pemberian praktik kepada peserta didik dari SMK dan Politeknik Binaan, pelatihan guru, memberikan kuliah tamu, dan yang terbaru adalah program Manufacturing Institute.

“Manufacturing Institute ini program kerja sama antara Politeknik Negeri Madiun, SMK 1 Mejayan, dan INKA. Ini merupakan program dari fast track, percepatan D2. Jadi nanti praktiknya ada di tempat kami, ada kuliah tamu dari kami juga. Ini merupakan program dari Mitras DUDI yang menjadi bagian dari program kami,” imbuhnya.

Bambang mengaku dari empat program yang ada, hanya Manufacturing Institute yang baru berjalan satu tahun belakangan. Sementara lainnya merupakan program rutin yang sudah dilakukan INKA sejak lama. Bambang pun memastikan keempat program ini masih berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa program yang tak bisa dilaksanakan secara tatap muka karena adanya pandemi COVID-19.

Menurut Bambang, hadirnya program-program yang ditujukan untuk beberapa institusi pendidikan tinggi vokasi ini bukan tanpa alasan. Harapannya, kata Bambang, kehadiran program ini bisa bermanfaat bagi pendidikan vokasi dan juga dunia usaha dan industri.

“Memang kami pilih pendidikan vokasi karena harapannya dengan kami memberikan pendidikan ke SMK maupun Politeknik dapat meningkatkan kualitas pendidikan mereka sendiri sehingga siap bekerja di bidang manufaktur. Menurut kami itu sebenarnya saling menguntungkan. Jadi harapannya lulusan SMK atau Politeknik Binaan tersebut jika diterima kerja di INKA sudah siap untuk bekerja,” ungkap Bambang.

“Tentunya kami juga berharap bahwa kualitas pendidikan di sekitar PT INKA, baik di Madiun ataupun Banyuwangi lebih meningkat dan mereka lebih siap kerja,” harapnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait