URtech

Kominfo Buka Suara Terkait Kebocoran Data Bank Indonesia

Shinta Galih, Jumat, 21 Januari 2022 18.43 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kominfo Buka Suara Terkait Kebocoran Data Bank Indonesia
Image: Bank Indonesia. (www.bi.go.id)

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen Kominfo) mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan upaya verifikasi, pemulihan, audit, dan mitigasi sistem elektronik usai adanya peretasan.

Kominfo turut mendorong para penyelenggara sistem elektronik yang mengalami gangguan keamanan untuk melapor ke BSSN, pihak yang berwenang dalam urusan keamanan siber.

"Kementerian Kominfo turut mendorong para Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang mengalami gangguan keamanan pada sistem elektroniknya untuk dapat melakukan koordinasi dengan BSSN sebagai lembaga yang berwenang untuk merekomendasikan implementasi teknik keamanan siber, menerapkan ketentuan teknis siber, serta kewenangan lain terkait yang diatur oleh peraturan perundang-undangan," kata Dedy Permadi, Juru Bicara Kominfo.

"Kami akan terus melakukan pengawasan komitmen dan keseriusan PSE dalam melindungi data pribadi yang dikelolanya dengan memerhatikan kelayakan dan keandalan sistem pemrosesan data pribadi baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia," tambah Dedy.

Diberitakan sebelumnya, peneliti keamanan darkweb, DarkTracer mengungkap geng Conti Ransomware menargetkan Bank Indonesia (BI). Imbasnya ratusan data pun bocor.

“Geng ransomware Conti mengumumkan Bank Indonesia masuk ke dalam daftar korban mereka,” tulis DaekTracer di akun Twitter.

Namun DarkTracer tidak merinci data apa saja yang diambil oleh Geng Conti Ransomware. Berdasarkan screenshot yang dilampirkan terdapat terdapat 838 folder data BI yang bocor dengan ukuran data mencapai 487,09 MB.

Bank Indonesia membenarkan kabar dugaan datanya bocor karena serangan ransomware. Namun mereka tidak membeberkan siapa otak dibalik penyerangan cyber tersebut.

"BI menyadari adanya peretasan berupa ransomware pada bulan lalu, serangan bulan lalu. Itu menyadarkan kami itu nyata dan kami kena," kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

Erwin menambahkan pihaknya sudah melakukan pemulihan dan mitigasi agar serangan tidak terulang. Mereka pun telah memperketat standar protokol teknologi IT.

Selain itu BI juga mengembangkan teknologi keamanan siber yang lebih kuat. Tidak ketinggalan peningkatan koordinasi framework di level pegawai.

"Jadi dengan langkah-langkah itu, BI ingin mengatakan dan memastikan layanan operasional BI tidak terganggu, tetap terkendali dukung kegiatan ekonomi masyarakat," ujar Erwin

Erwin turut memastikan BI telah melakukan uji infrastruktur guna memastikan penyelenggaraan sistem pembayaran aman dana efisien. Mereka pun kemudian akan terus perkuat framework-framework ketahanan keamanan.

"Konfirmasi kami kena serangan tetapi so far so good kami atasi dan layanan BI tak terganggu sama sekali," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait