URtech

Kominfo Telusuri Dugaan Kebocoran Data Pasien di Server Kemenkes

Shinta Galih, Jumat, 7 Januari 2022 08.11 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kominfo Telusuri Dugaan Kebocoran Data Pasien di Server Kemenkes
Image: Ilustrasi hacker (Pixabay/kalhh)

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan menelusuri lebih lanjut kabar dugaan kebocoran data pasien yang tersimpan di server Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate telah memerintahkan jajaran terkait untuk berkomunikasi secara intensif dengan Kementerian Kesehatan dan memulai proses penelusuran lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Dedy Permadi, Juru Bicara Kemenkominfo.

Kementerian Kesehatan disebutkan Dedy tengah melakukan langkah-langkah internal merespons dugaan kebocoran. Kemenkes pun telah melakukan koordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Kementerian Kominfo meminta seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) baik publik maupun privat yang mengelola data pribadi untuk secara serius memerhatikan kelayakan dan keandalan pemrosesan data pribadi yang dilakukan oleh PSE terkait baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia," pungkas Dedy.

Sebelumnya diberitakan data 6 juta pasien COVID-19 milik Kemenkes diduga bocor dan dijual di forum hacker. Tak hanya itu dokumen kesehatan yang berisi rekam medis pasien turut dijual.

Adalah akun Astarte yang menjajakan bocoran data tersebut di Raid Forums. Dokumen yang diberi nama “Indonesia - Medical Patient Information itu berukuran cukup besar, yakni 720GB.

Agar menyakinkan, sang hacker memberi sampel medis dengan ukuran dokumen mencapai 3.26 GB. Adapun isinya meliputi NIK kependudukan pasien, anamnesis atau data keluhan utama pasien, diagnisos dengan kode ICD 10 atau pengkodean diagnosis internasional, pemeriksaan klinis, ID rujukan, pemeriksaan penunjang, hingga rencana perawatan.

Sebagian besar data pasien yang bocor itu merupakan pasien COVID-19. Data itu juga dilengkapi dengan identitas detail pasien, dari alamat rumah tanggal lahir, nomor ponsel.

Kebocoran data dari server Kemenkes bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya pada Agustus tahun 2021, data pengguna aplikasi eHAC Kemenkes dilaporkan bocor. Alhasil, data sensitif milik 1,3 juta penggunanya bisa dilihat melalui server terbuka.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait