URtech

Kominfo Selidiki Aplikasi Azan dan Salat yang Curi Data Pribadi

Shinta Galih, Kamis, 21 April 2022 14.20 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kominfo Selidiki Aplikasi Azan dan Salat yang Curi Data Pribadi
Image: Ilustrasi smartphone (Pixabay/pexels)

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan menyelidiki belasan aplikasi yang diduga mencuri data pribadi pengguna yang empat di antaranya adalah aplikasi azan dan salat.

“Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mempelajari dugaan pemrosesan data pribadi secara tanpa hak yang dilakukan oleh beberapa aplikasi di Google Play Store. Koordinasi lebih lanjut dengan pihak Polda Metro Jaya akan dilakukan terkait upaya dan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil sesuai ketentuan yang berlaku,” kata  
Dedy Permadi, kata Juru Bicara Kementerian Kominfo.

Disampaikan Dedy, pihak Google telah mengambil tindakan terhadap aplikasi yang diduga melakukan pemrosesan data penggunanya secara tanpa hak. Aplikasi tersebut diwajibkan untuk menghapus fitur pengambilan data pengguna, jika ingin dapat kembali diakses oleh penggunanya di Google Play Store.

Dalam kesempatan ini Kementerian Kominfo meminta masyarakat untuk dapat memeriksa daftar aplikasi yang diduga mengambil data pribadi secara tanpa hak, dan melakukan langkah pengamanan antara lain seperti:

1. Memutakhirkan sistem keamanan perangkat;
2. Melakukan instalasi ulang terhadap aplikasi yang diduga memproses data pribadi secara tanpa hak jika aplikasi telah tampil kembali di Google Play Store dan menghapus fitur yang memproses data pribadi secara tanpa hak; dan
3. Tidak memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak berkepentingan.

Diberitakan sebelumnya peneliti keamanan Joel Reardon dan Serge Egelman baru saja menemukan 11 aplikasi yang terinfeksi malware di Google Play Store. Empat di antaranya adalah aplikasi untuk umat Muslim untuk penunjang ibadah.

Mirisnya, aplikasi tersebut tergolong populer karena telah diinstal lebih dari 60 juta ponsel Android di seluruh dunia. Padahal malware yang ada di dalamnya mencuri data seperti email, nomor telepon, kata sandi, hingga riwayat lokasi GPS.

Kesebelas aplikasi tersebut meliputi:
- Al Quran MP3 - 50 Reciters & Translation Audio
- Full Quran MP3 - 50+ Languages & Translation Audio
- Al-Moazin Lite (Prayer Times)
- Qibla Compass - Ramadan 2022
- Wi-Fi Mouse (remote control PC)
- QR & Barcode Scanner (developed by AppSource Hub)
- Simple weather & clock widget (developed by Difer)
- Handcent Next SMS-Text with MMS
Smart Kit 360
- Audiosdroid Audio Studio DAW
- Speed Camera Radar

Google sendiri telah menghapus 11 aplikasi di atas pada akhir Maret lalu. Tapi banyak pengguna yang masih menginstal, sebab itu para peneliti menganjurkan untuk segera menghapus aplikasi berbahaya tadj bila sudah ada di ponsel pengguna.

Para peneliti turut menyebutkan kalau otak di balik infeksi malware ini dari Measurement Systems S. de RL, sebuah perusahaan asal Panama. Mereka disebut membayar developer untuk memasukkan kodenya ke dalam aplikasi tersebut.

Perusahaan tersebut diduga punya hubungan dengan kontraktor pertahanan di Virginia. Mereka adalah pihak yang terlibat dalam pekerjaan intelijen untuk badan keamanan nasional Amerika Serikat.

Namun saat dikonfirmasi, perusahaan tersebut membantah. Mereka mengatakan tidak terlibat dalam pengumpulan data rahasia. Mereka pun menyangkal punya hubungan dengan kontraktor pertahanan Amerika Serikat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait