URnews

Konsultan Keuangan: Ada Miss Komunikasi di Kasus Asuransi Wanda Hamida

Shelly Lisdya, Rabu, 13 Oktober 2021 18.59 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Konsultan Keuangan: Ada Miss Komunikasi di Kasus Asuransi Wanda Hamida
Image: Wanda Hamidah. (Instagram @wanda_hamidah)

Jakarta - Artis Wanda Hamidah melalui media sosialnya mengaku telah ditipu produk asuransi Prudential Indonesia. Namun, pihak asuransi membantah telah menipu politikus Partai Nasdem itu. 

Melihat kasus tersebut, Konsultan Perencanaan Keuangan, Ila Abdulrahman menyebut bahwa fenomena itu memang biasa terjadi di beberapa asuransi. Bisa pula adanya miss komunikasi dan mis-selling antara kedua belah pihak. 

"Ada miss komunikasi, dan kita melihatnya di media sosial," ujarnya dalam URWealth, Rabu (13/10/2021).

"Saya melihatnya ada yang tidak disampaikan dengan benar di awal, nggak di satu pihak atau pun di kedua belah pihak," lanjutnya.

Kendati demikian, belum dapat diketahui produk asuransi apa yang diambil oleh Wanda. Namun, dijelaskan oleh Ila, bahwa agen asuransi bisa saja melakukan mis-selling demi mengejar target jualan produk asuransi. 

Diketahui, dalam setiap penjualan produk apapun, para agen akan mendapatkan komisi dari hasil jualannya.

"Bisa jadi Wanda nggak baca dan hanya mempercayai apa yang disampaikan agennya. Nah agennya juga nggak ngerti apa yang disampaikan, atau bisa jadi mencari kesempatan karena ketidaktahuan si klien," bebernya.

Untuk itu, Ila meminta kepada setiap orang yang akan berinvestasi untuk membaca dan memahami produk apa yang diambil.

"Ketika menerima polis juga dibaca lagi, dan minta ke agennya untuk dijelaskan atau ditulis halaman sekian poin ini saya nggak paham," katanya.

Selain itu, Ila juga meminta kepada para agen asuransi untuk menjelaskan lebih detail kepada klien dengan bahasa yang simpel.

"Saya bilang perusahaan asuransi regulator tolong dong ya, bikin bahasa yang simpel dan dimengerti. Itu kenapa sih bahasa susah, jelasin dong seperti apa," tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait