URnews

Perencana Keuangan Ajak Kenali Risiko Sebelum Mulai Berinvestasi

Gagas Yoga Pratomo, Kamis, 7 Oktober 2021 19.31 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Perencana Keuangan Ajak Kenali Risiko Sebelum Mulai Berinvestasi
Image: Aidil Akbar Madjid menjelaskan materi soal Investasi (Urbanasia)

Jakarta - Kencomm Indonesia telah menggelar webinar sebagai salah satu rangkaian acara ‘Transformation Week Webinar Series Oktober 2021’, Kamis (7/10/2021).

Dengan mengangkat topik ‘Cara Cerdas Atur Investasi’ Kencomm hadirkan Master Financial Planner, Aidil Akbar Madjid dan Praktisi Hukum, Rinto Wardana sebagai pembicara. 

Akbar menjelaskan banyak orang yang masih gagal dalam berinvestasi karena pemahaman soal konsep investasinya masih salah. 

“Investasi adalah cara atau kegiatan menunda kesenangan sekarang untuk menempatkan uang dalam suatu produk investasi untuk mendapatkan keuntungan suatu hari dengan jumlah besar,” kata Akbar. 

Selain itu, kesalahan lainnya yang sering terjadi dalam investasi adalah tidak memahami tujuan investasi sehingga salah dalam memilih produk. 

Pada dasarnya, sebelum investasi, investor harus mengetahui dulu mulai dari tujuannya apa, ingin berapa lama berinvestasi, hingga memahami produk investasi. 

Akbar juga menekankan bahwa dalam dunia investasi selalu ada risiko di dalamnya. Maka dari itu, ada istilah ‘high risk high return’. Meskipun begitu, risiko dalam investasi masih bisa diminimalisir. 

Menurutnya, risiko dalam investasi terbagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko spesifik. 

Risiko spesifik adalah risiko yang muncul dari 1 spesifikasi produk investasi. Risiko ini bisa diminimalisir dengan diversifikasi, atau berinvestasi dalam berbagai produk investasi. 

Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang bersifat keseluarah, misalnya market crisis dan global crisis. Ketika hal ini terjadi, semua produk investasi bisa mengalami penurunan. 

Bukan cuma itu, Akbar juga menjelaskan bahwa banyak orang Indonesia yang tergiur investasi dengan keuntungan besar dan minim risiko, namun pada akhirnya terjerumus pada investasi bodong.

Salah satu ciri-ciri investasi bodong yang paling populer adalah iming-iming keuntungan besar tanpa adanya risiko. 

“Tidak ada investasi yang tidak berisiko,” kata Akbar menegaskan.

Selain itu, ciri lain dari investasi bodong adalah legalitasnya tidak jelas dan skemanya yang terlalu rumit atau terlalu mudah. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait