URnews

Korban Meninggal Akibat COVID-19 di AS Lebih Banyak Dibanding Perang Vietnam

Kintan Lestari, Rabu, 29 April 2020 17.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Korban Meninggal Akibat COVID-19 di AS Lebih Banyak Dibanding Perang Vietnam
Image: Presiden Donald Trump menghadiri konferensi pers soal tanggapan pandemi virus corona, di Rose Garden, Gedung Putih, di Washington, Amerika Serikat, Senin (27/4/2020). ANTARA/REUTERS/Carlos Barria/foc/djo

Washington - Amerika Serikat sampai hari ini (29/4/2020) masih jadi negara dengan kasus positif COVID-19 dan kasus kematian akibat COVID-19 yang terbanyak di dunia.

Menurut Worldmeters, Negeri Paman Sam itu punya 1.035.765 kasus positif COVID-19 dengan total yang meninggal sebesar 59.226 orang.

Jumlah kasus kematian tersebut rupanya telah melampaui jumlah orang Amerika yang tewas saat terlibat di Perang Vietnam pada tahun 1955-1975. Arsip Nasional AS mengatakan 58.220 tentara Amerika tewas dalam perang di Vietnam.

Reuters melaporkan jumlah infeksi virus corona AS telah berlipat ganda selama 18 hari terakhir menjadi lebih dari 1 juta. Jumlah yang sebenarnya diyakini lebih tinggi. Pejabat kesehatan masyarakat di tiap negara bagian memperingatkan bahwa kurangnya pekerja terlatih dan kapasitas pengujian terbatas telah meninggalkan banyak infeksi yang tidak tercatat.

Sebagai bukti bahwa sikap hati-hati masih perlu dilakukan, Institute for Health Metrics and Evaluation di Universitas Washington merevisi angka kematian virus corona di AS pada hari Selasa (28/4/2020). Mereka memproyeksikan angka kematian akibat virus corona baru akan lebih dari 74.000 kasus pada 4 Agustus nanti, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 67.000 kasus kematian.

Model tersebut menunjukkan sebagian besar negara bagian tampaknya telah mencapai puncak pandemi, tujuh negara lainnya termasuk Mississippi, Texas, Utah, dan Hawaii, mungkin sedang memuncak sekarang atau dalam beberapa minggu mendatang.

Sekitar 30% kasus Amerika terjadi di negara bagian New York, yang merupakan pusat penyebaran wabah di AS, diikuti oleh New Jersey, Massachusetts, Illinois, California, Pennsylvania, dan Michigan.

Meski demikian nampaknya beberapa negara bagian sudah ingin kembali memperbaiki perekonomian wilayahnya. Misalnya California.

Di California, Gubernur Gavin Newsom mengatakan ritel tepi jalan, manufaktur dan 'tempat kerja berisiko rendah' lainnya akan dibuka kembali dalam beberapa minggu karena pengujian dan penelusuran kontak meningkat.

Dia juga mengatakan sistem pendidikan publik California dapat menyambut siswa kembali pada awal Juli untuk menebus 'pelajaran yang hilang' selama penutupan sekolah dan untuk memungkinkan orang tua untuk kembali bekerja.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait