URnews

Korban Pelecehan Seksual SPI Akui Dapat Ancaman: Kami Patahkan Kaki Kalian!

Nivita Saldyni, Kamis, 7 Juli 2022 13.20 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Korban Pelecehan Seksual SPI Akui Dapat Ancaman: Kami Patahkan Kaki Kalian!
Image: Dua korban kekerasan seksual sekolah SPI di Jawa Timur (Foto: YouTube Deddy Corbuzier)

Jakarta - Dua alumni sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu, Jawa Timur akui dapat beragam ancaman setelah jadi korban pelecehan dan kekerasan seksual oleh JE, pendiri  sekolah tersebut. Hal itu mereka ungkapkan saat jadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier, Selasa (5/7/2022).

Salah satu korban bercerita ia telah jadi korban sejak duduk di bangku kelas 2 SMA. Namun yang membuatnya takut untuk angkat bicara karena dapat berbagai ancaman dari pelaku, baik verbal maupun fisik.

"Setiap kali saya selesai dibegituin oleh JE, JE itu kan sangat keras jadi kalau nggak nurut saya bisa dimaki-maki," kata salah satu korbannya. "Saya sudah seperti terkungkung di situ karena saya dan teman-teman selalu dibilangi sama JE kalau kami keluar gak jadi apa-apa," sambungnya.

JE, kata korban, selalu menekankan kata-kata itu kepada murid SPI. Mereka ditakut-takuti tak bisa jadi apa-apa kalau angkat kaki dari sekolah tersebut.

"Kita selalu dibilangi kalau kamu di luar kamu gak akan jadi apa-apa. Posisi memang keluarga saya gak mampu. Saya takut," akunya.

Mirisnya, korban sudah sering kali mencoba menghindar dan menolak. Namun ia mengaku malah mendapat kekerasan.

"Saya pernah juga karena mau menolak saya cari alasan, saya gak balas telepon atau gak angkat. Besoknya saya dipukul, dicari-cari kesalahan saya kemudian saya ditempeleng, bahkan saya pernah diludahi juga. Jadi banyak kekerasan fisik yang saya alami itu bertahun-tahun sejak saya SMA sampai tahun 2020," bebernya.

JE Pernah Datangi Keluarga Korban

Korban juga mengaku setelah belasan kali melakukan perbuatan keji itu, JE dengan santainya datang menemui ibu korban. Bukan hanya sekali tapi beberapa kali hingga membuat korban dan keluarganya ketakutan.

"JE ini sudah pernah sekitar 3-4 kali ke rumah saya mengunjungi ibu saya dan tahu lokasinya di mana. Setelah kasus ini saya pindahkan dulu," ucapnya.

"Karena JE itu sering kali mengumpulkan kami, baik itu versi kami bareng-bareng semua sekelas atau di tim inti, dia sering ngomong ‘Saya ini kenalan ada banyak, dari tukang becak sampai jenderal saya kenal. Jadi ya saya sudah ngerti semua kalian jangan macam-macam’,” terang korban panjang lebar.

Diancam Orang Tak Dikenal

Sementara itu korban lainnya mengaku dapat ancaman dari orang tak dikenal. Hal itu kemudian membuatnya selalu ketakutan.

“Ancaman kami merasakan, salah satunya ada anonim yang mengirim ‘kalian di mana? Kami jemput, kami patahin kaki kalian, gak usah macam-macam'. Terus dari situ kami jadi kayak merasa ada orang yang datangi rumah," ungkap korban lainnya.

"Makanya saat di pengadilan sampai make sure apakah aman kami menyampaikan alamat karena saking takutnya," tegas korban.

Korban mengaku ancaman-ancaman itu telah mengganggu mereka selama bertahun-tahun. Mereka tak mau kejadian serupa dialami oleh adik-adik kelasnya. Oleh karenanya mereka berharap agar JE ditahan dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya.

“Saya harapkan jangan sampai ini pelaku bebas. Kalau bebas ini bisa berbahaya. Saya betul-betul berharap pelaku bisa dihukum seberat-beratnya karena pelaku ini punya kuasa, berduit juga. Jangan sampai hukum di Indonesia kalah dengan orang-orang berduit itu yang kaki harapkan,” harapnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait