URnews

Korea Utara Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Ukraina Bereaksi Keras

Nivita Saldyni, Sabtu, 16 Juli 2022 14.22 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Korea Utara Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Ukraina Bereaksi Keras
Image: Ilustrasi - Kota di Ukraina. (Pixabay)

Jakarta - Ukraina resmi memutusan hubungan diplomatik dengan Korea Utara. Keputusan itu diambil setelah Pyongyang mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam keterangan resminya, yang dikutip pada Sabtu (16/7/2022) menyatakan pihaknya mengutuk keras keputusan Korea Utara itu. 

Ukraina menilai langkah Korea Utara sebagai upaya merusak kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, pelanggaran berat terhadap Konstitusi Ukraina, Piagam PBB, dan norma serta prinsip dasar hukum internasional.

"Menanggapi tindakan tidak bersahabat tersebut, Ukraina mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK). Kontak politik dan ekonomi dengan DPRK telah dihentikan karena sanksi internasional yang dikenakan pada negara ini," ungkap Kuleba.

Sebelumnya, Korea Utara pada Rabu (13/7/2022) mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbas Ukraina. Hal ini menjadikan Korea Utara sebagai negara ketiga yang mengakui kemerdekaan dua wilayah itu, setelah Rusia dan Suriah.

Pengakuan diumumkan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui sebagaimana dilaporkan KCNA. Ia menyebut pengakuan kemerdekaan itu disampaikan Korea Utara lewat surat kepada dua wilayah itu.

"Dalam surat-surat itu, dia (Choe Son-hui) memberi tahu mereka bahwa pemerintah DPRK memutuskan untuk mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk dan menyatakan keinginan untuk mengembangkan hubungan antarnegara dengan negara-negara tersebut dalam gagasan kemerdekaan, perdamaian dan persahabatan," bunyi laporan KCNA seperti dikutip dari TASS.

Pernyataan itu pun disambut baik oleh pemimpin separatis Donetsk Denis Pushilin. Lewat postingan di Telegram, ia mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan Korea Utara.

"Keputusan politik ini juga akan memberikan dasar bagi pengembangan hubungan ekonomi di masa depan. Kemitraan bilateral akan memungkinkan perusahaan kami untuk memperluas perdagangan mereka. Saya menantikan kerja sama yang aktif dan bermanfaat," ungkap Pushilin.

Dilansir dari Reuters, kedua wilayah ini sudah dapat dukungan Rusia sejak 2014. Hal itu terjadi saat Rusia melancarkan invasi yang disebutnya sebagai 'operasi militer' ke Ukraina. Sementara Korea Utara sendiri sudah menyatakan dukungan untuk aneksasi Rusia di Krimea pada 2014.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait