URnews

Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Menteri LHK: Itu Monitoring Swasta

William Ciputra, Senin, 20 Juni 2022 18.49 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Menteri LHK: Itu Monitoring Swasta
Image: Potret langit Jakarta dilihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Urbanasia)

Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar angkat bicara terkait laporan yang menyebutkan polusi dan kualitas udara di Jakarta menjadi yang paling buruk di dunia. 

Menurut Siti Nurbaya, laporan tersebut dikeluarkan oleh Lembaga IQ Air yang notabene pihak swasta. Sehingga, kata dia, ada metodologi yang berbeda antara pihak tersebut dengan pihak pemerintah dalam menentukan kualitas udara di suatu kawasan. 

“Itu kan hasil monitoring analisis dari swasta. Ada instrumen yang dia pakai. Saya tidak bermaksud membela diri, tetapi kita lihat dari metode yang biasa dipakai,” katanya kepada wartawan, Senin (20/6/2022). 

Siti Nurbaya mengungkapkan, kualitas udara di Jakarta tidak paling buruk seperti yang dikemukakan dalam laporan itu. Jakarta, imbuh Siti, saat ini berada di urutan ke-44 dunia.

“Jadi sebetulnya buat saya itu hanya ukuran dan indikator,” tegas Siti.

Dalam kesempatan tersebut, Siti Nurbaya turut menekankan pentingnya melihat metodologi yang digunakan dalam menilai kualitas udara. Selain itu, penting juga untuk mengetahui tindak lanjut atas temuan terkait hal tersebut. 

Diberitakan sebelumnya, Kualitas udara di Kota Jakarta menjadi yang paling buruk di dunia pada hari ini, Rabu (15/6/2022). Air Quality Index (AQI) Kota Jakarta tercatat berada di kualifikasi ‘tidak sehat’. 

Melansir situs AQI, data pada pukul 12.00 WIB, Indeks Kualitas Udara Jakarta berada di angka 168 dengan konsentrasi PM2.5 berada di angka 89 µg/m³. 

PM2.5 merupakan partikel udara yang ukurannya lebih kecil dari 2.5 mikron atau mikrometer. Angka PM2.5 Jakarta tersebut berada puluhan kali di atas panduan kualitas udara dunia. 

Sementara itu, pantauan Urbanasia pada Senin (20/6/2022) pukul 18.40 WIB, Jakarta tidak lagi berada di urutan pertama secara ranking dunia, melainkan di posisi keempat. 

AQI US Jakarta tercatat di angka 114 dengan predikat ’tidak sehat bagi kelompok sensitif’. Adapun konsentrasi PM2.5 Jakarta yaitu 41µg/m³ atau berada di posisi 8,2 kali di atas nilai panduan kualitas kesehatan tahunan WHO.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait