URnews

Kuota Pertalite Menipis, Masyarakat Diminta Hemat Gunakan BBM Subsidi

Alfian Muntahanatul Ulya, Jumat, 12 Agustus 2022 17.43 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kuota Pertalite Menipis, Masyarakat Diminta Hemat Gunakan BBM Subsidi
Image: SPBU Pertamina. (Petamina)

Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghimbau masyarakat untuk lebih bijak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) khususnya Pertalite lantaran kuota persediaannya mulai menipis.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan bahwa harga BBM Pertalite tidak akan mengalami kenaikan.

"Harga Pertalite sementara tetap dipertahankan dan sementara kami menghimbau masyarakat untuk hemat dalam konsumsi BBM," kata Arifin saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Urbanasia Jumat (12/8/2022).

Dilaporkan hingga bulan Juli 2022, konsumsi BBM oleh masyarakat telah mencapai sejumlah 16,8 juta kilo liter (KL), sedangkan total kuota hingga akhir tahun ini adalah 23 juta kl. Artinya, kuota BBM yang tersisa saat ini sejumlah 6,2 juta kl untuk persediaan hingga Desember 2022.

Sehubungan dengan menipisnya stok BBM Pertalite ini, PT Pertamina memberlakukan persyaratan pembelian BBM bersubsidi di SPBU menggunakan aplikasi MyPertamina. Hal ini dijelaskan langsung oleh Sekretaris Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.

"Kami menyiapkan platform digital MyPertamina untuk membantu pencatatan orang-orang yang membeli BBM subsidi. Jadi ke depan, pencatatan data ini bisa digunakan untuk menetapkan kebijakan subsidi energi bersama pemerintah," ujar Irto.

Meski menuai banyak kontra dari masyarakat, Irto menuturkan bahwa pengaturan pembelian melalui aplikasi tersebut diyakini dapat menekan kuota yang tersisa agar tidak melebihi batas yang sudah ditetapkan.

Hal ini juga dilakukan untuk menghindari kasus penyelewengan BBM bersubsidi di lapangan. Sebab BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar saat ini masih dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah ke atas.

Terkait dengan harga BBM yang saat ini masih bertahan di angka Rp 7.650 per liter, Presiden Jokowi sempat membandingkan harga tersebut dengan kenaikan harga BBM di sejumlah negara di dunia.

Lantas Jokowi berandai-andai, bagaimana jika harga BBM di Indonesia turut ikut mengalami kenaikan, berapa lama demonstrasi massa akan digelar oleh masyarakat.

"Coba di negara kita bayangkan, Pertalite saat ini Rp 7.650, dan harga yang bener adalah Rp 17.100. Kalau naik demonya berapa bulan?," kata Jokowi dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD yang disiarkan secara virtual, Jumat (5/8/2022) lalu.

Jokowi kemudian mengungkit kenaikan harga BBM 10 persen beberapa waktu lalu yang memicu demonstrasi berbulan-bulan. Jokowi lantas menyatakan apabila harga BBM naik lebih dari 100 persen maka akan terjadi demo yang tak singkat.

"Saya ingat, naik 10 pereen saja demonya tiga bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?" kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menjelaskan bahwa pemerintah kini sedang mengendalikan harga BBM dengan memberikan subsidi. Sebab kenaikan harga bensin ini juga akan mempengaruhi lonjakan harga barang.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait