Laboratorium Independen Periksa Hasil Autopsi 2 Korban Tragedi Kanjuruhan

Malang - Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Jawa Timur (PDFI Jatim) menyatakan, bahwa sejumlah sampel hasil autopsi yang diambil dari dua korban tragedi Kanjuruhan akan diperiksa di laboratorium independen. Hal ini ditujukan guna mengetahui penyebab kematian korban.
Ketua PDFI Cabang Jawa Timur, dr. Nabil Bahasuan mengatakan bahwa kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan autopsi tersebut hanya persoalan penggalian makam.
"Memang agak lama tadi terkendala penggalian makamnya. Untuk pemeriksaan sampel, tentunya di laboratorium independen," katanya dikutip Antara, Minggu (6/11/22).
Nabil menjelaskan dalam pelaksanaan autopsi yang dimulai sekitar pukul 09.15 hingga 15.50 WIB tersebut, tim dokter forensik telah melakukan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang terhadap dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan.
Menurutnya, pemeriksaan sampel pada laboratorium independen tersebut diperkirakan membutuhkan waktu hingga dua bulan. Hal ini karena kondisi kedua jenazah sudah mengalami pembusukan karena sudah dikuburkan lebih dari satu bulan.
"Pemeriksaan paling lama delapan minggu. Untuk kondisi jenazah sendiri tentunya ada proses pembusukan karena sudah lebih dari satu bulan," ujarnya.
Hanya saja Nabil tidak menjelaskan detail terkait apa saja sampel yang diambil dari kedua jasad korban tersebut. Nantinya tim dokter akan menyampaikan laporan tersebut secara lengkap untuk mengungkapkan penyebab kematian korban kerusuhan pasca laga antara Arema FC melawan Persebaya.
"(Sampel apa saja) itu rahasia kedokteran. Nanti akan saya jawab melalui laporan, kami akan buat laporan," ujarnya.
Proses autopsi sendiri dilakukan terhadap NBR (16) dan NDA (13) yang merupakan kakak beradik, anak dari seorang ayah bernama Devi Athok, warga Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Devi Athok merelakan tim dokter forensik untuk melakukan autopsi kepada kedua putrinya agar keadilan ditegakkan dan mengungkap semua pelaku dalam tragedi tersebut.
"Saya merelakan anak-anak saya (untuk di autopsi). Semoga terungkap, kalau memang ini gas air mata beracun, semua pelaku dari bawah ke atas dihukum seberat-beratnya," katanya.
Kedua putri Devi Athok dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Dua korban tragedi Kanjuruhan tersebut dimakamkan berdampingan dengan makam ibu mereka yang juga menjadi korban dalam peristiwa tersebut.