URstyle

LIPI Kembangkan Vaksin Sekunder COVID-19, Apa Itu?

Nunung Nasikhah, Selasa, 28 Juli 2020 13.37 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
LIPI Kembangkan Vaksin Sekunder COVID-19, Apa Itu?
Image: Ilustrasi vaksin COVID-19. (ANTARA)

Jakarta – Indonesia saat ini tengah berjuang mengembangkan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus corona penyebab COVID-19. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dengan memanfaatkan protein rekombinan, LIPI saat ini tengah mengembangkan vaksin yang rencananya dapat dimanfaatkan sebagai vaksin sekunder atau "booster".

"Pada dasarnya kami mendesain vaksin, kami memilih dua fragmen yang salah satunya adalah receptor-binding domain (RBD) dari spike protein (pada virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19)," kata peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Wien Kusharyoto, seperti dikutip dari Antara (28/7/2020).

Wien menambahkan, tidak semua bagian dari spike protein akan berikatan dengan reseptor ACE-2 di tubuh manusia, yang merupakan pintu masuk virus berikatan ke sel manusia dan menginfeksi tubuh manusia.

Menurutnya, yang benar-benar dapat berikatan dengan reseptor ACE-2 adalah RBD dari spike protein dari virus corona, sehingga LIPI mengambil bagian itu sebagai kandidat antigen untuk membuat protein rekombinan untuk vaksin.

"Ada teknologi khusus yang kami terapkan supaya ukurannya (RBD) kemudian bisa menjadi lebih besar sehingga diharapkan nanti imunogenisitasnya lebih tinggi dan rencananya kemudian akan dibiakkan bisa di sel mamalia atau sel khamir," tuturnya.

Imunogenisitas adalah kemampuan suatu substansi dalam memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan.

Wien juga mengatakan, saat ini, pihaknya telah mendesain protein berbasis dari RBD. Proses saat ini, kata Wien, adalah memasukkan vektor atau protein yang telah didesain itu ke sel mamalia untuk bisa memproduksi protein rekombinan yang dibutuhkan untuk vaksin.

"Saat ini sedang dimasukkan ke sel mamalia mungkin juga bisa masuk ke sel khamir," tutur Wien yang menjadi peneliti utama dalam pengembangan vaksin tersebut.

"Kami memang tidak menargetkan sebetulnya untuk jadi vaksin primer tapi sebenarnya vaksin yang ingin kami coba kembangkan itu lebih ditargetkan untuk vaksin sekunder atau untuk booster,” sambungnya.

Menurutnya, booster tersebut nantinya akan digunakan ketika tubuh sudah sempat mengenali atau sempat mendapatkan vaksin sebelumnya.

“Untuk meningkatkan respon lebih lanjut perlu divaksinasi lagi, itu bisa digunakan protein seperti itu,” kata Wien.

Nah, perbedaan antara vaksin yang dikembangkan oleh LIPI dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, kata Wien, terletak pada desain protein.

"Kemungkinan besar di desain proteinnya sendiri, desainnya masih saya rahasiakan karena ada kemungkinan untuk dipatenkan," ucapnya.

Saat ini, Wien mengatakan, pengembangan vaksin masih di tahap laboratorium. Pihaknya berharap, pada semester pertama 2021, kandidat vaksin sudah bisa diujikan pada hewan untuk melihat efektivitasnya.

"Mudah-mudahan tahun depan (2021) sudah bisa masuk ke tahap uji pada hewan," tandasnya.

Pengujian pada hewan itu nantinya akan dilakukan di Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3) LIPI di Cibinong, Jawa Barat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait