URnews

Mahasiswa Unisma Sulap Desa di Malang Jadi Sentra Budidaya Ulat Sutra

Nunung Nasikhah, Kamis, 23 Juli 2020 21.41 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mahasiswa Unisma Sulap Desa di Malang Jadi Sentra Budidaya Ulat Sutra
Image: Ilustrasi ulat sutra. (Pixabay)

Malang – Desa Panggung Rejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang kini berubah menjadi sentra budidaya ulat sutra berkat inisiatif Mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) yang ingin memberdayakan perekonomian masyarakat setempat.

Dengan menyewa lahan kosong, sekelompok mahasiswa tersebut membuat proyek percontohan agar masyarakat berminat mengembangkan budidaya dengan prospek ekonomi tinggi.

“Kami melihat desa ini memiliki potensi alam yang cukup untuk proses perkembangbiakan ulat sutra. Beberapa rumah warga masih terdapat lahan kosong yang bisa juga digunakan sebagai tempat budidaya. Sehingga, dari situlah ide untuk mengembangkan budidaya ulat sutra,” ungkap Ketua Rumah Kreatif Mahasiswa (RKM) Budidaya Ulat Sutra, Addelia Shakilla.

Addelia yang merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian Unisma tersebut menambahkan, dipilihnya budidaya ulat sutra karena prospek ekonominya yang cukup besar.

“Sutra merupakan komoditas yg memiliki harga jual tinggi. Budidaya ulat sutra juga membutuhkan lahan atau tempat kosong yang memenuhi syarat perkembangan siklusnya,” ujarnya.

“Nah, desa Panggungrejo memiliki banyak potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tersebut,” lanjutnya.

Desa Panggung Rejo tersebut memang memiliki potensi alam yang cocok untuk pertumbuhan ulat sutra. Banyak teras rumah warga yang bisa digunakan untuk budidaya ulat sutra.

Selain itu, desa tersebut juga memenuhi syarat penting sebagai sentra budidaya ulat sutra seperti kelembaban udara yang cukup, suhu yang tidak terlalu panas, hingga bebas dari hama tikus.

Addelia berceritanya, awalnya, ia dan timnya terlebih dulu mengajak sang mentor yang merupakan pelatih budidaya ulat sutra untuk mendukung kegiatan budidaya ulat sutra tersebut. Inisiasi tersebut tercetus sejak November 2019.

“Lalu, kami menemui kepala desa dan sekdes untuk meminta persetujuan dari beliau atas terlaksananya program budidaya ini. Setelah itu, kami menggandeng karang taruna dan salah satu warga sebagai awal pelatihan,” paparnya.

Setelahnya, tim RKM Unisma tersebut melakukan pendampingan hingga masa panen. Satu periode panen membutuhkan waktu 21 hari.

Untuk melakukan budidaya ulat sutra, Addelia mengatakan, warga setempat perlu menyiapkan alat dan bahan untuk budidaya dan menyiapkan pakan ulat sutra seperti pohon jarak.

Setelahnya, dilakukan proses pembesaran bibit ulat sutra, lalu perawatan dengan rutin memberikan pakan dan membersihkan rak kotak ulat, hingga nantinya bisa panen kepompong ulat sutra.

1595515090-RKM-UNISMA-(3).jpegRumah Kreatif Mahasiswa (RKM) Budidaya Ulat Sutra

Dengan budidaya ulat sutra tersebut, masyarakat di desa Panggung Rejo bisa menambah pendapatan. Dalam satu panen, masyarakat bisa mendapatkan 5 kg ulat sutra yang laku dijual sekitar Rp 500 ribu.  

Menurut Addelia, hingga kini, timnya masih harus melakukan pendampingan kepada masyarakat desa Panggung Rejo karena terkendala pandemi COVID-19.

“Namun setelah COVID-19 nanti diharapkan pendampingan lebih efektif sampai bisa terbentuk unit usaha mandiri bagi teman-teman karang taruna di sana,” tandasnya.

Dalam menjalankan misi ini, Addelia tak sendirian. Ia juga dibantu oleh teman-temannya yang lain yakni Dhea Alief Rahmasari, Santi Nur Aini, Zuhanid Zamarudah dan Valliant Mulky Azzuri, dengan bimbingan Dr Siti Asmaniyah Mardiyani, SP., MP.

Dengan budidaya ulat sutra tersebut, Addelia dan tim berharap, perekonomian warga di desa Panggung Rejo semakin meningkat, karang taruna di sana bisa semakin terbuka wawasannya.

“Dengan demikian impian untuk menjadikan Desa Panggung Rejo sebagai Desa Wisata Edukasi sudah hampir menjadi nyata,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait