URedu

Mahasiswa Unpad Gagas Plastik Ramah Lingkungan untuk Bungkus Jenazah COVID-19

Shelly Lisdya, Rabu, 14 Oktober 2020 13.59 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mahasiswa Unpad Gagas Plastik Ramah Lingkungan untuk Bungkus Jenazah COVID-19
Image: Universitas Padjadjaran. (unpaders.id)

Jakarta - Penggunaan plastik sangat memperburuk kondisi lingkungan, karena plastik merupakan komponen yang sulit terurai hingga ratusan tahun.

Terlebih, kasus COVID-19 yang menyerang dunia saat ini mau tidak mau jenazah yang meninggal karena wabah ini harus dibungkus menggunakan plastik dahulu agar cairannya tidak keluar.

Namun, apabila pamdemi ini belum berakhir, otomatis penggunaan plastik akan semakin meningkat setiap harinya. 

Menanggapi hal ini, tiga mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Adira Rahmawaty, Muhammad Ilfadry Rifasta, dan Salsa Sagitasa, mengembangkan plastik ramah lingkungan (biodegradable) dengan berbahan dasar singkong.

Bahkan, gagasan ilmiah Adira dan tim ini berhasil menyabet juara III pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Online Tingkat Nasional (LKTI OTN) yang digelar Universitas Brawijaya (UB) pada 6 Mei hingga 8 September 2020 lalu.

“Pati singkong untuk bahan dasar plastik akan mudah terurai dalam waktu singkat, yakni hanya 12 hari untuk ukuran satu milimeter," ujar Adira dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10/2020).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika penggunaan plastik untuk membungkus jenazah positif COVID-19 adalah dua meter persegi, maka waktu yang diperlukan untuk terurai di tanah hanya enam bulan. 

"Pembuatan plastik berbahan pati singkong untuk pemulasaraan atau membungkus jenazah COVID-19 relatif sama dengan pembuatan plastik ramah lingkungan lainnya," imbuhnya.

Langkah pembuatannya, yakni pati singkong dicampur dengan sejumlah komposisi kitosan sebagai plasticizer. Kemudian campuran dipanaskan dalam suhu tinggi. Baru kemudian cairan ini dituangkan ke dalam cetakan dan dikeringkan dalam oven selama 24 jam.

Tahap selanjutnya yakni campuran didinginkan oleh desikator hingga dibiarkan sampai terbentuk film plastiknya.

Sedangkan, di Indonesia sebenarnya sudah ada produ plastik ramah lingkungan berbahan dasar pati singkong. Sayangnya, plastik-plastik tersebut mudah sobek.

Nah, akhirnya Adira beserta timnya memberikan zat tambahan untuk menutupi kelemahan plastik ramah lingkungan tersebut. Zat tambahan yang digunakan dalam komposisi kitosan antara lain gliserol, sorbitol, aloe vera, dan minyak kayu manis.

"Karena ini masih gagasan, kami berharap dapat dilakukan pengujian lebih jauh di laboratorium, dan bisa mengurangi kerusakan lingkungan," tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait