URnews

Mahasiswa Malang Gagas Bioplastik Ramah Lingkungan dari Limbah Kedelai

Nunung Nasikhah, Selasa, 1 September 2020 15.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mahasiswa Malang Gagas Bioplastik Ramah Lingkungan dari Limbah Kedelai
Image: Humas UMM

Malang – Sampah plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam kasus pencemaran lingkungan yang ada di Indonesia, bahkan dunia.

Masalah ini tentu bukan perkara mudah dengan sifat plastik yang hanya akan terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100 tahun.

Tak hanya itu, sampah plastik yang terkubur di dalam tanah dapat menurunkan kesuburan tanah, sedangkan di perairan plastik akan sulit terurai.

Menjawab permasalahan ini, sekelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pembuatan kantong plastik ramah lingkungan yang berasal dari limbah kedelai dan diberi nama Bioplastik.

“Bioplastik bermanfaat untuk pemupukan tanaman dan mengurangi penumpukkan limbah plastik. Inovasi ini dibuat untuk menggurangi penggunaan plastik berbahan dasar kimia,” ungkap Yuanna Maulidda, anggota kelompok yang karyanya didaftarkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini.

“Usaha ini didukung dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah. Terlebih, Malang terkenal dengan makanan khas tempe yang berbahan dasar kedelai, sehingga harga bahan pembuatannya cukup murah,” imbuhnya.

Yuanna tak sendirian, dalam pembuatan Bioplastik ini, Yuanna bersama teman satu kelompoknya yakni Fiska Noviandana, Fitrotul Khusnia, M. Aditya Hidayat, dan Raden Agyk D.A.G.P.

Menurut Yuanna, limbah kedelai dipilih karena kandungan protein dan karbohidratnya yang tinggi sehingga bisa diolah menjadi Bioplastik.

Sasaran pasar utamanya, kata Yuanna adalah produk minuman pinggir jalan. Kelompok ini juga hendak menawarkan produk Bioplastik ini ke pabrik minuman untuk mengganti sedotan plastik dengan produk yang mereka gagas.

“Selain itu, kami juga bisa mempromosikan produk kita melalui media sosial, menggunakan gerakan anti plastik, dari mulut ke mulut,dan berbagai media lainnya. Harapannya, produk kami bisa menggantikan fungsi dari sedotan plastik,” ujar Yuanna.

Dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini, UMM berada di posisi runner up sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memperoleh pendanaan terbanyak se-Indonesia.

Berdasarkan keterangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), 55 proposal UMM akan mendapatkan bantuan pendanaan PKM 5 Bidang Tahun 2020.

“Kami berharap inovasi yang kami buat dapat digunakan di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia agar dapat bermanfaat untuk kelangsungan bumi dan manusia,” pungkas Yuanna.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait