Marcell Siahaan Bagikan Tips Atasi Turbulensi dalam Sebuah Hubungan

Jakarta - Pertengkaran dan perselisihan dalam sebuah hubungan percintaan bisa disebabkan oleh banyak hal. Bahkan pertengkaran yang terus berulang bisa menyebabkan turbulensi dan mendorong kita ke jurang perpisahan.
Namun hal ini bukan berarti akhir dari hubungan kamu dan dia loh, Urbanreaders. Penyanyi Marcell Siahaan bahkan menyebut ada tiga cara yang bisa kita lakukan saat menghadapi turbulensi dalam hubungan percintaan kita.
“Pertama kalau yang lagi di ujung tanduk, kita harus sadar dulu, menyadari kembali bahwa ‘kita sebenarnya mau ngapain?’. Kita ini berdua bersatu, dua orang yang jelas-jelas berbeda dan nggak perlu dicari persamaannya apa, yang penting adalah gimana caranya ketika yang berbeda ini menemukan komposisi yang tepat untuk ketika bergabung itu saling menguatkan dan menyatukan. Itu yang penting,” kata Marcell dalam URfluencer Urbanasia, Kamis (23/9/2021).
Menurutnya dengan saling menguatkan itu artinya kita harus bisa bersama-sama dengan pasangan kita mengisi kekosongan yang ada ataupun melengkapi kekurangan dalam hubungan kita. Setelah itu, kita harus belajar untuk menerima dengan ikhlas apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Harus mulai pelan-pelan belajar untuk ikhlaskan kalau memang masing-masing itu punya kelebihan dan kekurangan, ini yang paling susah sebenarnya,” katanya.
“Ketiga, kalau memang kita sudah menemukan solusinya apa, konsentrasi di situ aja. Jadi nggak usah balik-balikin lagi ke ‘kenapa dulu nggak gini? Kenapa dulu nggak gitu?’, nggak usah. Kalau solusinya sudah ada, langsung aja konsentrasi pada solusinya. Jadi kita nggak buang-buang waktu,” imbuh Marcell.
Nah jika solusi yang kamu dan pasangan dapatkan adalah berpisah, maka kamu harus bisa melihat sisi positif dari solusi tersebut. Sebab menurutnya setiap kejadian itu ada hikmahnya.
“Kalau yang akhirnya memutuskan untuk berpisah, harus melihat ini bahwa positifnya adalah memang tugasnya sudah selesai. Jadi ketika kita bertemu itu seperti kita menjalankan tugas, misalnya yang menikah. Hidup adalah ibadah dan menikah itu bagian dari ibadah keseluruhan kita. Jadi kalau memang misalnya menikah dikasih empat tahun, yaudah berarti tugas beribadah bersamanya itu dikasih empat tahun,” jelas Marcell.
“Tapi itu jangan kemudian menghancurkan keseluruhan ibadah kita. Kita harus maju, kita harus menjalani hidup kita karena pada akhirnya tubuh kita adalah tempat ibadah kita. Jadi itu harus jalan terus dan kalau merasa tempat ibadah kita lagi kering, susah air, paceklik, ribet, atau kotor, harus dibersihkan," tuturnya.
"Kita harus punya ikhtiar untuk membersihkan dan menguatkan lagi si tempat ibadah kita supaya kemudian kita jadi tempat yang siap untuk diisi dengan kebaikan lagi supaya kita maju lagi, move on, nggak berkubang di masa lalu,” pesannya.