URedu

Masa Belajar Siswa di Rumah Diperpanjang hingga Dua Pekan

Nunung Nasikhah, Senin, 6 April 2020 15.16 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Masa Belajar Siswa di Rumah Diperpanjang hingga Dua Pekan
Image: LPMP Jatim

Surabaya – Dalam masa darurat coronavirus disease (COVID-19) seperti saat ini, para siswa jenjang SMA, SMK dan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PL-PLK) di Jawa Timur terpaksa melaksanakan pembelajaran dari rumah.

Berdasarkan rencana awal, masa belajar dari rumah dilaksanakan sampai dengan 5 April 2020. Hanya saja, karena belum kondusif, Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jawa Timur kemudian memperpanjang masa belajar sampai 21 April 2020 mendatang.

Keputusan Dispendik untuk memperpanjang masa siswa belajar dari rumah hingga dua pekan ke depan tersebut sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap meluasnya wabah COVID-19.

"Ada perpanjangan belajar di rumah bagi siswa, termasuk masa bekerja bagi tenaga pendidik," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi, sebagaimana dikutip dari Antara (6/3/2020).

"Mereka kembali belajar di sekolah pada 22 April 2020," sambungnya.

Kebijakan ini tak hanya berlaku bagi para siswa, namun juga pengawas sekolah, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan jenjang SMA, SMK dan PK-PLK di Jawa Timur.

"Semula dilaksanakan sampai 5 April 2020 dan diperpanjang sampai 21 April 2020, lalu kembali bekerja di kantor pada 22 April 2020," kata mantan kepala dinas perhubungan Jatim tersebut.

Meski demikian, jika diperlukan, kebijakan soal masa bekerja dan belajar dari rumah akan dievaluasi kembali dengan memperhatikan perkembangan penyebaran COVID-19, khususnya di Jatim.

Menanggapi hal tersebut, aktivis pendidikan Jawa Timur, Seno Bagaskoro, menilai langkah yang dilakukan Pemprov Jatim sudah tepat.

Terlebih selain memperpanjang masa belajar dari rumah, tugas-tugas yang dibebankan pada siswa juga sudah mulai dikurangi.

Seno juga menyarankan agar muatan belajar siswa saat ini ditambah untuk porsi pengetahuan siaga bencana, pola penyebaran wabah, pola hidup sehat dan pendidikan karakter gotong royong.

"Jadi, pendidikan di sekolah terasa dekat dengan persoalan yang sedang dihadapi siswa di kehidupan sehari-hari," tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait