URguide

Masalah Status Keperawanan: Penting Nggak, sih?

Itha Prabandhani, Rabu, 20 Januari 2021 08.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Masalah Status Keperawanan: Penting Nggak, sih?
Image: Ilustrasi stop kekerasan seksual (Freepik)

Jakarta - Keutuhan selaput dara sering kali dihubung-hubungkan dengan status keperawanan cewek. Jika selaput dara tidak utuh lagi, yang umumnya dipercaya dengan keluarnya darah saat malam pertama, seorang cewek akan dianggap tidak perawan lagi. Ujung-ujungnya, cewek itu pun dicap sebagai perempuan nggak bener, hingga pantas ditinggalkan.

Karena hal inilah, konsep keperawanan menjadi standar moralitas yang perlu dijaga, terutama pada budaya timur.

Namun, sebenarnya bener nggak sih mengukur keperawanan berdasarkan selaput dara? Dan seberapa pentingnya status keperawanan itu?

Menurut seksolog, Zoya Amirin, mempermasalahkan keperawanan cewek, sebenarnya adalah pemikiran yang kuno dan ketinggalan zaman. Lebih jauh lagi, jika keperawanan seorang cewek diukur hanya dari utuh tidaknya selaput dara.

1595987123-gairah-seks-menurun.jpgSumber: Ilustras (Freepik)

Zoya memaparkan, selaput dara cewek sangat fleksibel dan berbentuk seperti jala. Sehingga, saat berhubungan intim, selaput dara akan menyesuaikan diri dan menjadi lebih lebar. Saat tubuh si cewek sudah siap dengan hubungan intim, maka selaput dara akan menjadi elastis dan fleksibel, menyesuaikan dengan penis yang masuk. Dengan begitu, tidak akan ada perlukaan pada selaput dara itu.

Sementara itu, menurut dr Robbi Asri Wicaksono, SpOG, ukuran keperawanan seorang cewek adalah dari dirinya sendiri.

"Keperawanan adalah sebuah hal imajiner dan yang paling tahu tentang legitimasi tentang keperawanan adalah dirinya sendiri. Jangan menganggap keperawanan konfirmasinya sama dokter," kata dr. Robbi dalam wawancaranya di channel YouTube Zoya Amirin.

Karena itu, dr Robbi tidak mengukur keperawanan berdasarkan kondisi selaput dara. Bahkan, badan kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan tidak ada tes keperawanan dan keperawanan tidak ada kaitannya dengan utuh tidaknya selaput dara atau hymen.

Lebih lanjut, dr Robbi menjelaskan bahwa selaput dara adalah sebuah jaringan sisa, yang tidak lagi memiliki kegunaan setelah seorang cewek beranjak dewasa.

"Kalau sudah dewasa, boleh dibilang selaput dara sudah tidak ada fungsinya. Itu adalah jaringan sisa penyatuan organ vagina bagian depan dan bagian belakang," papar dr Robbi.

"Dahulu, beberapa ahli memperkirakan, dulu ada fungsinya ketika masih bayi, agar kotoran baik urin atau feses tidak masuk," lanjutnya.

Karena selaput dara adalah jaringan sisa penyatuan organ vagina, maka tidak semua cewek memilikinya, guys.

Nah, mungkin di antara kamu ada yang muncul pertanyaan, lalu kenapa ada cewek yang mengeluarkan darah ketika malam pertama?

1593136518-Penyakti-seks-menular.jpgSumber: Ilustrasi (Freepik)

Terkait hal ini, Zoya menjelaskan bahwa darah yang keluar di malam pertama, justru karena kondisi tubuh si cewek yang belum siap dengan penetrasi. Artinya, tubuh tidak mendapatkan cukup rangsangan sebelum hubungan intim dimulai, merasa tidak nyaman, atau tidak tenang, guys.

 “Selaput daranya tidak siap dimasuki penis pada saat penetrasi, sehingga terjadi perlukaan. Itu mengapa pada beberapa kasus di malam pertama si perempuan mengeluarkan darah,” jelas Zoya.

Sebaliknya, menurut Zoya, jika seorang cewek tidak mengeluarkan darah di malam pertama, justru karena si cowok yang hebat, karena bisa membuatnya nyaman dan siap saat berhubungan seksual.

Oleh karena itu, Zoya mengharapkan, pemahaman tentang selaput dara dan keperawanan ini menjadi penting untuk diketahui oleh cowok maupun cewek, sehingga tidak terjadi salah kaprah dan bahkan berkembang menjadi mitos yang menyesatkan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait