URtainment

Media Korut Sebut BLACKPINK dan BTS Diperlakukan Seperti Budak

Griska Laras, Rabu, 17 Maret 2021 15.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Media Korut Sebut BLACKPINK dan BTS Diperlakukan Seperti Budak
Image: YG Entertainment

Jakarta - Pencinta hallyu baru-baru ini dibuat heboh dengan pemberitaan media Arirang Meari. Media asal Korea Utara itu melaporkan bahwa BTS dan BLACKPINK diperlakukan seperti budak oleh agensi mereka.  

"Sebagian besar penyanyi remaja, termasuk BTS dan BLACKPINK dilaporkan menandatangani kontrak dengan konglomerat industri hiburan pada usia muda," tulis Arirang Meari sebagaimana dilansir Allkpop, Rabu (17/3/2021).

1614153990-BTS1.jpgSumber: BTS tampil di MTV Unplugged/Big Hit Entertainment

"Penyanyi remaja Korea Selatan ini terikat kontrak yang tidak adil dan ditahan di fasilitas pelatihan. Mereka kehilangan tubuh, hati dan jiwa mereka saat diperlakukan sebagai budak oleh bos konglomerat industri hiburan yang jahat dan korup."

Arirang Meari juga menyebut bahwa idol wanita kerap mendapat penghinaan dan dipaksa melayani pengusaha dan politisi secara seksual.

Mereka juga menyoroti masalah kesehatan mental dan fenomena bunuh diri yang banyak dilakukan selebriti Korea Selatan.

Bahkan menurut laporan itu, para idol dipaksa bunuh diri untuk membuktikan sulitnya berkarier di bawah naungan agensi hiburan besar.

Peneliti Korean Institute for National Unification (KINU), Lee Sang-sin menyebut pemberitaan itu merupakan upaya Korut dalam melawan gelombang budaya Korea Selatan atau yang kerap disebut K-Wave.

Baca Juga: Debut Solo Rose BLACKPINK Sukses Puncaki Chart iTunes di 51 Negara

1608181297-Blackpink.jpgSumber: Instagram@blackpinkofficial

Seperti diketahui, Korut melarang keras warganya mengkonsumsi hiburan dari negara asing, termasuk Korea Selatan. Pemerintah bahkan memberlakukan hukuman mati bagi siapapun yang melanggar aturan.

Namun kenyataannya, masih ada warga Korut yang diam-diam menonton film, musik, dan acara TV yang diselundupkan dari selatan.
 
"Artikel ini menunjukkan bahwa (Pyongyang) kesulitan memblokir distribusi musik K-Pop sepenuhnya. Jadi mereka bekerja untuk menghasilkan semacam kontraintelijen dan mengklaim lagu-lagu K-Pop dibuat dalam kondisi yang buruk dengan mengeksploitasi trainee muda," jelas Lee.

Baca Juga: Lirik 'On The Ground' Ungkap Cinta dan Refleksi Diri Rose BLACKPINK 

1614154054-bts3.jpgSumber: BTS tampil di MTV Unplugged/Big Hit Entertainment

"Apalagi sekarang ada banyak USB yang masuk, jadi saat ini Korut sudah tidak bisa sepenuhnya memblokir informasi dari luar."

Pernyataan Lee Sang-sin juga mendapat dukungan dari Direktur Divisi Riset Korea Utara untuk Unifikasi Nasional (KINU), Hong Min. Dia menilai artikel tersebut merupakan cara Korea Utara menegaskan pendirian mereka tentang topik tersebut.

"BTS adalah ikon yang mewakili K-wave. Untuk menangani masalah dengan sistem Korea Selatan saat menamai BTS ini menunjukkan bagaimana Korea Utara mungkin mempertimbangkan penyebaran budaya Kpop sebagai ancaman yang signifikan," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait