URguide

Mengenal Denial Syndrome, Kebiasaan Menyangkal yang Nggak Sehat

Suci Nabila Azzahra, Kamis, 2 Juni 2022 20.35 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Denial Syndrome, Kebiasaan Menyangkal yang Nggak Sehat
Image: Ilustrasi seorang yang sedang denial syndrome. (Freepik)

Jakarta - Setiap orang pasti pernah melakukan penyangkalan di dalam hidup. Penyangkalan yang jumlahnya terlalu sering disebut dengan denial syndrome. Biasanya, orang yang mengalami denial syndrome ini sulit untuk menghadapi atau menerima fakta yang sebenarnya terjadi.

Melansir Psychology Today pada Kamis (2/6/2022), denial adalah mekanisme pertahanan di mana seseorang menolak untuk mengakui fakta atau pengalaman objektif. Denial adalah proses bawah sadar yang berfungsi untuk melindungi orang tersebut dari kecemasan.

Dalam beberapa kasus, denial dilakukan sebagai cara untuk menghindari stres atau emosi yang menyakitkan. Dengan menolak atau mengakui bahwa ada sesuatu yang salah, seseorang dapat mencegah terjadinya stres, panik, dan konflik. 

Lalu, apakah denial merupakan sesuatu yang buruk?

Denial sebenarnya tidak selalu buruk, dalam jangka pendek penyangkalan bisa saja bermanfaat karena memberikan sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan mendadak dalam kenyataan yang dihadapi. Sehingga bisa menerima dan beradaptasi supaya bisa lebih tenang. 

Namun, jika dilihat melalui sisi jangka panjang, denial bisa merusak kesehatan jiwa. Apalagi kalau orang tersebut tidak bisa mengatasi masalah yang ada pada dirinya. 

Biasanya orang denial karena ada beberapa alasan: 

  • Tidak mau tahu dan tidak mau ambil pusing tentang masalah dalam hidup
  • Menghindari masalah yang terjadi
  • Ingin mengurangi konsekuensi dari masalah tanpa mau menghadapinya

Adapun tanda seseorang dikatakan denial yaitu :

  • Menolak membicarakan masalah
  • Mencari cara membenarkan perilakunya
  • Membohongi dan mengabaikan perasaan sendiri
  • Menghindari memikirkan masalah
  • Menyalahkan orang lain atas masalah diri sendiri

Untuk dapat mengatasi dan bergerak dari sikap denial, kamu harus benar-benar dalam keadaan tenang. Tidak apa-apa jika kamu mengatakan, ‘aku sedang tidak mau memikirkan itu’ atau ‘it's okay nanti juga baik lagi’ pada saat pertama kali mendengarkan kabar atau megalami kejadian tertentu. 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, denial ini dilakukan agar emosimu bisa terkendali. Kamu juga mungkin perlu beradaptasi dengan hal yang baru saja kamu alami tersebut.

Jika kamu merasa kewalahan, benar-benar stres dan terjebak dalam fase denial, pertimbangkan kembali untuk berbicara pada seorang profesional. 

Mereka akan membantumu untuk menemukan solusi dan mengatasi setiap permasalahan yang kamu alami dengan treatment tertentu. Ini lebih baik daripada kamu terus menerus berpura-pura dan melakukan penyangkalan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait